Ekonomi Melemah, Kinerja Pasar Modal RI Anjlok

Papan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Kinerja pasar modal Indonesia hingga Agustus 2015 menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi di Tanah Air. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang turun dan merosotnya nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, per 7 Agustus 2015, IHSG berada pada posisi 4.770,53 atau terkoreksi 9,01 persen dibandingkan pembukaan pasar tahun ini yang berada di level 5.242,77.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida, mengatakan, hal tersebut diklaim imbas dari perkembangan ekonomi global. Antara lain, krisis utang Yunani, kondisi pasar saham Tiongkok, ditambah dengan beberapa faktor domestik, yang memicu terjadinya penyeimbangan portofolio oleh investor di pasar yang sedang berkembang, termasuk Indonesia.

"Kinerja pasar saham masih terjaga, meski IHSG terkoreksi sebesar 9,01 persen," ujarnya di Gedung BEI, Senin 10 Agustus 2015.

Sementara itu, kapitalisasi pasar saham di Indonesia anjlok sebesar 13,68 persen dari US$394,18 miliar menjadi US$340,25 miliar. Posisi tersebut lebih rendah dari Malaysia yang anjlok 10,86 persen, Singapura 8,80 persen, dan Australia yang merosot 8,07 persen.

Nurhaida mengatakan, OJK telah menyiapkan sejumlah antisipasi melalui kebijakan atau regulasi agar penurunan kinerja pasar saham tidak anjlok semakin dalam.

"OJK antisipasi saat ekonomi membaik, kami siap dengan perangkat yang diperlukan. Oktober atau November dengan spending yang meroket, ekonomi lebih kencang, sehingga antisipasi yang positif ini kami siapkan produk yang ada," tuturnya.

OJK, menurut dia, juga telah mengeluarkan sekitar 35 kebijakan baru untuk memperkuat industri keuangan, termasuk pasar modal guna mendorong stimulus perekonomian. Khusus untuk pasar modal ada sekitar 15 kebijakan baru yang akan mulai diimplementasikan. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, juga menyampaikan optimismenya bahwa kondisi ini akan segera membaik. 

"Kalau ada yang bisa jawab, jadi orang paling kaya. Meski terendah, kami masih optimistis, kepercayaan masih besar, ini masalah non fundamental saja,” katanya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya