Cara BJB Seimbangkan Deposito dan Dana Murah

Kantor Pusat Bank BJB
Sumber :

VIVA.co.id - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) terus mendorong adanya keseimbangan antara deposito atau dana mahal dengan current account and savings account (CASA) atau dana murah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, perseroan menargetkan komposisi dana pihak ketiga (DPK) antara deposito dan dana murah dapat berimbang. Bahkan, Bank BJB mentargetkan dapat meningkatkan CASA hingga mencapai 55 persen. 

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
"Dengan upaya yang terus dilakukan hingga saat ini yakni meningkatkan kerjasama kelembagaan dengan sejumlah institusi, seperti yang terbaru yaitu Taspen dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kantor Wilayah Jawa Barat,” kata Ahmad dalam siaran persnya, Selasa 13 Oktober 2015.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Dia menyampaikan, tabungan menjadi prioritas, sebab besarnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank salah satunya dapat diukur melalui besarnya portofolio tabungan dan jumlah transaksi yang dilakukan. 

"Namun, demikian giro dan deposito pun tetap harus tumbuh untuk keseimbangan komposisi dana," ujarnya. 

Untuk menarik minat nasabah agar terus meningkatkan tabungan dan transaksi keuangannya, perseroan menyiapkan program peningkatan loyalitas nasabah serta hadiah langsung, di samping secara internal perseroan terus meningkatkan layanan. 

"Produk terus dikembangkan, sehingga meningkatkan value yang dapat dirasakan oleh para nasabah. Dengan luasnya jaringan yang kami punya di hampir seluruh kota besar di Indonesia, masyarakat pun dapat menilai bahwa Bank BJB semakin dapat diandalkan dan dipercaya," tuturnya.

Terkait fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Ahmad menyampaikan, BJB tidak terlalu terpengaruh dengan dinamika tersebut. Karena, eksposur kredit maupun komposisi DPK dalam bentuk valuta asing, khususnya dolar AS, jumlahnya sangat kecil. 

Kemudian mengenai keputusan Bank Indonesia (BI) menjaga tingkat suku bunga acuan (BI Rate), Bank BJB menurutnya meyakini, kebijakan tersebut telah mempertimbangkan berbagai faktor dari sisi internal maupun eksternal. 

"Tentunya kami berharap keputusan yang diambil dapat memberikan angin segar bagi kami sebagai pelaku industri perbankan. Saat ini kami pun sedang mengurangi deposito atau dana mahal secara bertahap dan meningkatkan CASA," paparnya.

 
Sementara itu soal bisnis intermediasinya, Ahmad Irfan menyatakan perseroannya saat ini memiliki tingkat likuiditas yang cukup sehat, sebagai buah dari terjaganya keseimbangan antara penyaluran kredit dan penghimpunan (DPK). 

"Di sisi penyaluran dana atau kredit, Bank BJB gencar melakukan penetrasi melalui skema kerjasama linkage dengan BPR. Di sisi lain, kami terus meningkatkan DPK dengan mengutamakan dana-dana murah," katanya. 

Tahun ini ditargetkan rasio tersebut dapat menyentuh 90-92 persen, di mana per Agustus 2015 perseroannya mencatat tingkat loan to deposit ratio (LDR) berada di level 73 persen. 

Menurut dia, potensi yang sedemikian besar baik yang berasal dari institusi maupun perorangan, terus digali dengan melakukan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dengan pihak-pihak terkait. 

"Terus kami gali kerjasama yang bersifat business to government maupun business to business seiring dengan langkah kami dalam mengembangkan kualitas layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah," ujarnya.

Dalam melakukan ekspansi kredit, pihaknya mengutamakan pertumbuhan kredit yang sehat dan berkualitas dengan menyasar segmen yang selama ini sudah menjadi expertise Bank BJB dengan tingkat risiko yang sudah diperhitungkan dengan matang. 

Di sisi lain, berdasarkan data perseroan, dari total DPK per Juni 2015 yang mencapai Rp77,3 Triliun, 49 persen nya adalah CASA. "Kami optimistis angka ini akan semakin meningkat di akhir tahun 2015 mendatang," ungkapnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya