Komisi Nasional Pengendalian Tembakau

Uang Beli Rokok 7,5 Kali Lipat Setoran Cukai

VIVAnews - Pecandu rokok di Indonesia menghabiskan dana ratusan triliun rupiah per tahunnya untuk membiayai konsumsi tembakau. Bahkan Komisi Nasional Pengendalian Tembakau  mendata jumlah dana itu 7,5 kali lipat di atas pendapatan negara dari cukai.

Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Farid Anfasa Moloek menjelaskan pada 2001 biaya konsumsi tembakautercatat Rp 127,4 triliun. Sementara penerimaan cukai saat itu  hanya Rp 16,5 triliun atau 7,5 kali lipat lebih rendah.

"Biaya tembakau itu selain pembelian rokok juga termasuk untuk pengobatan, sakit, dan cacat yang ditimbulkan dari rokok," kata mantan Menkes itu dalam diskusi di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 23 Juni 2009.

Pada 2005, uang yang dikeluarkan masyarakat untuk membeli rokok, di luar pengobatan, mencapai Rp 103,5 triliun atau sama dengan 230 miliar batang.

Kondisi ini sangat memprihatinkan karena perokok usia 15-19 tahun sebanyak 70 persennya merupakan warga miskin. Jika setiap perokok menghabiskan 10 batang per hari, maka  dana yang dikeluarkan sedikitnya Rp 135.000 per bulan atau sama dengan 17 hari kerja upah UMR sebesar Rp 8.000 per hari.

"Selain masalah kesehatan, rokok menimbulkan kemiskinan, kebodohan, dan menghancurkan ekonomi keluarga," katanya.

Dari sisi petani, ternyata upah buruh petani tembakau lebih rendah 0,7 persen dari petani lainnya. Sementara pendapatan petani tebu 2 kali lebih besar dibanding petani tembakau. Untuk buruh industri rokok juga ternyata lebih rendah 1,3 persen dari industri lainnya.

Detik-detik Serangan Rudal Israel Tewaskan 3 Anak dan Cucu Pentolan Hamas Ismail Haniyeh

umi.kalsum@vivanews.com

Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Peluncuran dan Pembukaan

Kereta Cepat Whoosh Dikabarkan Mengalami Kebocoran, KCIC Buka Suara

Muncul narasi kebocoran di sambungan gerbong 5 dan 6 dari kereta cepat Whoosh. Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) pun membantah narasi itu.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024