Chevron Pastikan Tetap Investasi di RI usai Bertemu Jokowi

Sumber :
  • ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo bertemu petinggi perusahaan energi asal Amerika Serikat, Chevron, dalam rangkaian lawatannya di negeri Paman Sam itu pada Senin waktu setempat, 26 Oktober 2015. Presiden berbicara secara khusus dengan Executive Vice President Chevron, James Johnson, di Lee Drawing Room, Blair House, Washington DC.
Jokowi: Tax Amnesty Jadi Jawaban Merebut Dana Investasi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, mendampingi Kepala Negara dalam pertemuan itu. Dalam keterangan pers selepas pertemuan itu, Menteri mengatakan bahwa Chevron berkomitmen tetap berinvestasi di Indonesia.
Disindir Jokowi Soal Anggaran, Ini Kata Gubernur Aher

“Mereka punya 40 ribu karyawan, 97 persen putra-putri Indonesia. Mereka commit (berkomitmen) untuk terus membangun kemampuan SDM (sumber daya manusia) di Indonesia,” kata Sudirman, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Setkab.go.id, pada Selasa waktu Indonesia, 27 Oktober 2015.
Chevron Cari Pembeli Aset Panas Buminya di Indonesia

Menurut Menteri, ada beberapa proyek yang disiapkan, termasuk yang besar, yakni IDD (Indonesia Deep Water Development). Proyek itu dianggap penting karena harga minyak kurang baik. Chevron harus menyesuaikan perhitungan dan pada waktunya ketika POD (kontrak bagi hasil) sudah direvisi, akan disampaikan kepada pers.

“SKK migas punya mekanisme yang lebih cepat untuk memberikan kepastian,” ujar Sudirman.

Menteri juga menyampaikan bahwa Presiden Jokowi menekankan perlunya menyusun kebijkan strategis jangka panjang tentang minyak. “Kita appreciate (mengapresiasi) kehadiran Chevron cukup lama di Indonesia.”

Dalam kesempatan itu, Sudirman menambahkan, Presiden Jokowi juga menjelaskan agresifnya debirokratisasi. Soalnya sebanyak 60 persen urusan perizinan di Kementerian ESDM sudah dipangkas. Chevron, katanya, mengapresiasi perbaikan birokrasi itu.

Mengenai kasus yang menimpa pekerja Chevron, diakui Menteri, hal itu juga disinggung dalam pembicaraan dengan Presiden. Chevron mengapresiasi Pemerintah yang sedari awal sudah memberikan perhatian. “Mereka paham ini sudah masuk ranah hukum, Pemerintah tidak bisa intervensi. Kita berusaha supaya tidak muncul lagi,” katanya.

General Electric

Setelah berbicara dengan pejabat Chevron, Presiden juga menerima Vice Chairman General Electric, John Rice. Menteri menjelaskan bahwa General Electric sudah lama bekerja sama dengan PLN di Indonesia.

Serupa dengan Chevron, General Electric juga berkomitmen tetap berinvestasi di Indonesia. “Penekanannya dua, pertama, akan terus menginvestasi resources (sumber daya) di Indonesia, terutama listrik 35 ribu megawatt. Proyek konkret yang paling cepat, membangun mobile generator, pembangkit ukuran 25 megawatt. Bisa ditaruh di daerah remote, dipindahkan kalau sudah koneksi jaringan nasional,” katanya.

Selain itu, dalam waktu sembilan bulan sudah bisa terpasang 500 megawatt karena punya persediaan yang siap pakai. ”Sudah disepakati dengan PLN untuk melakukan itu,” kata Sudirman.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya