Kesampingkan Harga Minyak, Bursa Wall Street Menguat

Pialang Mengamati Pergerakan Saham perdagangan di Bursa Efek New York
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup menguat, mengakhiri aksi jual yang terjadi pada akhir pekan lalu, pada perdagangan Senin waktu New York.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
Seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa, 22 Desember 2015, kenaikan indeks disebabkan karena sepertinya investor tidak mempermasalahkan rendahnya harga minyak mentah dalam perdagangan sepekan lalu.

Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
"Mungkin ini adalah satu hari keajaiban. Indeks bergerak rally. Anda mungkin akan berpikir bahwa mereka tidak mengkaitkan hubungan pasar saham dengan jatuhnya harga minyak. Investor tidak mengambil kesimpulan bahwa itu adalah salah satu tanda perlambatan ekonomi global," kata Mark Luschini, Kepala Strategi Investasi Janney Montgomery Scott.

Saham sektor energi diperdagangkan jauh lebih rendah setelah sebelumnya sempat menyingkirkan tekanan penurunan lanjutan harga minyak dunia.

Sementara itu, Presiden Federal Reserve Atlanta, Dennis Lockhart, mengatakan bahwa kenaikan suku bunga The Fed dilakukan secara berkala dalam beberapa bulan mendatang.

Artinya, bank sentral tidak akan menaikkan suku bunganya di setiap pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Adapun, Lockhart tidak akan menjadi bagian dari FOMC pada 2016.

The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan di bawah 20.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 35 poin (0,21 persen) ke level 17.164, dengan saham JPMorgan Chase dan Walt Disney yang memimpin penguatan saham.

Sementara itu, indeks S&P 500 naik 5 poin (0,24 persen) ke level 2.010, dipimpin oleh saham sektor telekomunikasi. 

Adapun indeks Nasdaq menguat 18 poin (0,36 persen) ke level 4.941.

Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 589 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 2,9 miliar unit saham.

Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi turun menjadi 2,19 persen. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya