Cerita Menkeu Bambang Pernah Jadi Korban Pengembang Nakal

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id - Industri perbankan nasional diminta untuk lebih selektif dalam bekerja sama dengan para pengembang (developer) properti. Alasannya, sampai saat ini masih ditemukan adanya pengembang ‘nakal’, tidak memberikan informasi secara penuh kepada konsumen.

Dana Deklarasi Tax Amnesty Bank Mandiri Sudah Rp70 Miliar
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengimbau, perbankan nasional harus terlebih dahulu mendalami rekam jejak dari sang pengembang yang akan menjadi mitranya. Hal ini, sebagai bentuk antisipasi dari adanya kecurangan dalam perjanjian antara perbankan dan pengembang.
 
Tips Jadi Pemain Baru di Sektor Properti
"Perbankan yang terlibat dengan ini (Kredit properti) harus selektif. Walaupun hanya memberikan financing, tapi ada tanggung jawab. Harus diketahui reputasi dan track recordnya (pengembang) seperti apa," ujar Bambang, saat ditemui di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis 18 Februari 2016.
 
Tingkatkan Kerja sama, BSM dan Muhammadiyah Teken MoU
Dalam hal ini, Bambang mengaku pernah menjadi korban dari pengembang properti 'nakal', saat itu dia membeli apartemen melalui mekanisme pinjaman Kredit Pemilikan Apartemen.
 
"Banyak konsumen tertipu. Kebetulan saya pribadi, mungkin pernah melakukan transaksi apartemen melalui pinjaman. Ada yang tepat waktu dua tahun, dan telat dua tahun kemudian,” kata dia.
 
Jika perbankan nasional sudah bisa selektif dalam memilih pengembang yang tepat, menurut Bambang, tentunya hal tersebut tidak akan terulang kembali. 
 
"Terkadang, kita tidak punya informasi yang lengkap soal developer, karena yang memiliki informasi itu pihak perbankan. Bank harus memberikan informasi itu, agar perbankan juga terhindar dari kekecewaan konsumen," tegas dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya