Sulap Kendal Jadi Kota Fesyen, Telan Investasi Rp20 Triliun

Suasana sebuah pabrik
Sumber :
  • REUTERS/Kham

VIVA.co.id - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk akan membangun kawasan kota fesyen (Fashion city) di Kendal, Jawa Tengah. Pembangunan kawasan ini menelan dana sebesar puluhan triliun rupiah.

63 Ribu Buruh Pabrik Tekstil Terancam PHK, Ini Kata Apindo
"Tadi dibicarakan ada terobosan dalam pertekstilan. Kami memikirkan untuk mencari ide baru, misalnya textile city," kata Chairman Jababeka, Setyono Djuandi Darmono, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu 24 Februari 2016.
 
Plaza Indonesia Fokus Garap Proyek Jumbo di Jababeka
Darmono mengatakan, pembangunan kota fesyen ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada produk tekstil. Di kawasan ini, kata dia, akan dibangun pabrik garmen, pabrik tekstil, pusat perdagangan (Trade center), dan pelatihan tekstil.
 
Sederet Selebriti Ikut Ramaikan IFW 2016
Pusat logistik berikat untuk tekstil pun juga akan dibangun di sana. Kawasan ini akan rencananya akan dibangun di lahan seluas 100 hektare dan dibangun di dalam Kawasan Industri Kendal yang luasnya 2.700 hektare.
 
"Untuk fashion city dengan perkiraan (lahan) 100 hektare dengan fully integrated, butuh investasi Rp20 triliun," kata dia.
 
Darmono mengatakan bahwa pihaknya menjadikan kawasan tersebut menjadi percontohan untuk kota fesyen. Kalau berhasil, tidak menutup kemungkinan mereka akan membangun kawasan serupa di daerah lain.
 
Mengapa Kendal yang dipilih? Darmono mengatakan bahwa upah minimum regional di Kendal masih murah. Dibangunnya kawasan ini juga bertujuan untuk mengerek upah buruh di daerah tersebut.
 
"UMR (Upah Minimum Regional), di Kendal juga harus naik. Keunggulan kami harus (terletak) di desain teknologi dan bahan baku yang murah, bukan di buruh murah," kata dia.
 
Darmono mengharapkan realisasi pembangunan kota ini bisa terjadi pada tahun ini, bahkan kalau bisa sebelum Lebaran. Tapi, mereka harus menunggu negosiasi dengan mitra patungan Jababeka, yaitu Sembawang Corporation Development yang berasal dari Singapura.
 
"Pak presiden (Joko Widodo) ingin kalau bisa sebelum Lebaran. Singapura inginnya sesudah Lebaran. Nanti kami negosiasikan," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya