Nilai Perdagangan Barang Palsu Tembus US$461 Miliar

Tas mewah Louis Vuitton.
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria/Files

VIVA.co.id – Industri produk-produk fashion palsu telah menjadi bisnis besar di dunia. Nilainya diperkirakan mencapai US$461 miliar, atau Rp6.062 triliun (kurs Rp13.150 per dolar Amerika Serikat).

Negara Ini Bakal Salip Amerika Serikat, tapi Bukan China

Dilansir CNN Money, Selasa 19 April 2016, sebuah laporan yang dibuat oleh Kantor Kekayaan Intelektual Uni Eropa, mencatat pangsa pasar perdagangan barang palsu mencapai 2,5 persen dari perdagangan dunia pada 2013, naik dari 1,9 persen di 2008. Jumlah tersebut, setara dengan ukuran ekonomi Austria.

Data global bea cukai menunjukkan, merek-merek yang paling banyak dipalsukan adalah Rolex, Nike, Ray Ban, dan Louis Vuitton. Sepatu adalah produk yang paling banyak dipalsukan, diikuti oleh gawai dan barang-barang terbuat dari kulit.

Bertemu Menkeu G20, Sri Mulyani Ungkap Pandangannya soal Kondisi Ekonomi Dunia

China sebagai negara utama tempat barang-barang palsu dibuat dan dijual. Bahkan, China mengekspor produk palsu tersebut ke Uni Eropa. Nilainya mencapai lima persen dari total impor Uni Eropa.

Kantor Kekayaan Intelektual Uni Eropa dalam laporannya menyatakan, membeli tas palsu, atau film bajakan merupakan ancaman ekonomi yang merongrong inovasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Alasan Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Global 2023 Jadi 1,7 Persen

Membeli produk palsu, merugikan perusahaan-perusahaan yang menciptakan produk asli, dan mengoyak kekayaan intelektual, paten, dan merek dagang mereka. (asp)

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024

Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi Global Tahun Ini Stagnan pada Level yang Rendah

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memproyeksi bahwa kondisi ekonomi global tahun ini akan stagnan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024