Sumberdaya Sewatama Dukung Proyek 35 Ribu MW

Presiden Jokowi Tinjau Kapal Pembangkit Listrik
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – PT Sumberdaya Sewatama Tbk (SSMM) melalui anak perusahaannya, PT Nagata Bio Energi menjalin kesepakatan jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Suka Damai berkapasitas 2,4 megawatt.

Transaksi Bursa Karbon Rp 29,2 Miliar Ternyata Hanya dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Penandatanganan naskah kesepakatan dilakukan oleh Direktur Utama PT Nagata Bio Energi, Elan B. Fuadi dengan General Manager PT PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Purnomo di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin 25 April 2016.

“Dengan sudah ditandatanganinya perjanjian ini, kami akan segera lakukan pekerjaan konstruksi pembangunan pembangkit. Kami harapkan, pembangkit sudah bisa beroperasi dan mendukung program kelistrikan di wilayah Kalimantan Selatan dalam waktu satu tahun mendatang,” kata Elan dalam siaran persnya, Selasa 26 April 2016.

Simak Cara PGE Jaga Keberlanjutan Sosial dan Lingkungan di Area PLTP Tertua di Indonesia

PLTBg Suka Damai berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Proyek ini merupakan kerja sama Built Own Transfer (BOT) antara PT Nagata Bio Energi dengan PT Suryabumi Tunggal Perkasa, anak perusahaan dari PT Eagle High Plantation Tbk. Kesepakatan kerja sama keduanya ditandatangani pada Juni 2015 lalu di Jakarta.

“Kami juga siap bantu pemilik kebun lain untuk dapat lebih unggul dalam bersaing melakukan penjualan produk olahan kelapa sawit di dunia, dengan mengurangi emisi limbah melalui konversi energi,” jelasnya.

Berpengalaman 39 Tahun, RI Siap Dekarbonisasi Pakai Panas Bumi

Lebih lanjut, Elan mengungkapkan, pihaknya mendukung pemerintah untuk menggalakkan program pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit (palm oil mill effluent=POME) menjadi listrik. “Kami mendukung sepenuhnya langkah pemerintah untuk menggalakkan pengurangan emisi karbon dan pemanfaatan limbah menjadi energi, melalui peraturan yang diperbaharui beberapa waktu lalu,” tambahnya.

Penggalakkan ini, menurut Elan, akan memberikan dampak yang saling menguntungkan bagi berbagai pihak. Pertama, pemilik perkebunan akan diuntungkan dengan tersedianya listrik untuk membantu proses produksi dan penjualan secara mandiri. Kedua, pemilik kebun mendapatkan predikat yang baik yang diakui dunia dalam upayanya mengurangi gas emisi buang yang dihasilkan dari limbah cair perkebunannya. Hal tersebut, akan memberikan nilai tambah bagi produk olahan kelapa sawit, di mana perdagangan dunia saat ini berpatokan kepada sertifikasi carbon foot print yang terkendali.

Ketiga, sebagai negara penghasil kelapa sawit nomor satu di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 31,10 juta ton per tahun, pemerintah Indonesia juga akan diuntungkan dengan peran aktif dan partisipasi berbagai pihak untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan. “Kami sebagai pengembang pun, turut memberikan manfaat, yaitu dengan diserapnya tenaga kerja lokal dalam pembangunan proyek ini,” ujarnya.

Pengembangan pembangkit listrik ini memanfaatkan limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mills Effluent/POME) yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit hasil dari perkebunan PT Eagle High Plantation. Dalam prosesnya, POME yang dihasilkan mengeluarkan gas methana yang kemudian disalurkan sebagai bahan bakar mesin pembangkit listrik.

Direktur Utama PT Sumberdaya Sewatama Yovie Priadi menjelaskan, pihaknya memiliki sejumlah tim handal di bidang ketenagalistrikan, baik untuk pembangkitan thermal maupun energi baru terbarukan. “Hari ini, kami bersyukur, tim kami dapat bekerja sama dengan baik memenuhi kepercayaan yang diberikan untuk menyelesaikan berbagai persayaratan teknis, lingkungan, dan persyaratan badan usaha yang diperlukan untuk mencapai tahap PPA dengan PLN,” kata Yovie.

Lebih lanjut, Yovie mengungkapkan, pihaknya memiliki fleksibilitas mekanisme kerja sama yang tentunya menguntungkan bagi pemilik perkebunan. Khususnya, untuk Eagle High grup ini, kesepakatan disetujui untuk bekerja sama menggunakan metode BOT (Build, Operate, Transfer).

Skema ini, selain memberikan keuntungan efisiensi biaya dan nilai tambah pada masa berakhirnya kerja sama, juga mendatangkan kemudahan lain, yaitu untuk tetap fokus bagi pemilik kebun kepada bisnis intinya, yaitu memproduksi dan menjual prdoduk kelapa sawit.

“Sementar, kami yang memiliki kompetensi dan pengalaman di industri ketenagalistrikan akan memastikan perwujudan rencana ini dengan baik dan tepat waktu,” katanya.

Proyek pembangkit listrik tenaga biogas yang sedang dikerjakan ini merupakan bentuk komitmen PT Sumberdaya Sewatama untuk mendukung program kelistrikan pemerintah 35 ribu MW. Dalam rencana bisnisnya dalam lima tahun ke depan, PT Sumberdaya Sewatama akan menyeimbangkan portfolio bisnis temporary power, operations and maintenance dan independent power producer (IPP). Pelaksanaan proyek pembangkitan berbasis energi baru terbarukan menggunakan limbah POME ini merupakan salah satu langkah konkret perseroan untuk merealisasikan rencana tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya