IHSG Diselimuti Aura Positif, Akumulasi Saham-saham Ini

Papan elektronik yang menampilkan pergerakan IHSG.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan akan menguat, diselimuti sentimen positif perekonomian global dan domestik. 

Cenderung Fluktuatif, IHSG Berpotensi Menguji Level 5.000

Para pelaku pasar direkomendasikan untuk melakukan akumulasi beli saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua. Jika terjadi koreksi pada IHSG dikatakan wajar, momentum ini bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan pembelian. 

Menurut analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, para pelaku pasar diharapkan tidak melupakan untuk memanfaatkan koreksi sehat sebagai peluang akumulasi pembelian di tengah stabilnya kondisi perekonomian domestik.

Sepekan Perdagangan, Kapitalisasi Pasar Bursa dan IHSG Naik

"Capital inflow (arus modal masuk) juga terlihat masih terus berlangsung, menunjukkan bahwa tekanan terus berkurang. Namun, jangan melupakan kewaspadaan terhadap risiko investasi yang diambil," kata William kepada VIVA.co.id, Kamis, 2 Juni 2016.

William menyebut, data-data perekonomian dalam negeri yang dilansir pada awal bulan ini tercatat stabil, sehingga kondisi perekonomian Indonesia masih dalam kategori positif.

Disokong Sektor Tambang, IHSG Diprediksi Lanjutkan Penguatan

"Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan dorongan untuk kenaikan lanjutan dari IHSG. Hari ini IHSG berpotensi naik," tuturnya.

William memperkirakan, saat ini support (target batas bawah) IHSG berada di level 4.774 terlihat terjaga cukup kuat dan berpotensi untuk menembus target batas atas di level 4.877. William menambahkan, sentimen positif yang menghampiri IHSG juga datang dari penguatan harga komoditas.

Dengan demikian, jelas dia, stabilitas ekonomi domestik yang akan menopang laju IHSG patut dimanfaatkan para investor dengan mengakumulasi saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT PP Properti Tbk (PPRO).

Kemudian, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Unilever Indoensia Tbk (UNVR).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya