Defisit Anggaran Rp189,1 Triliun, Pemerintah Siap Utang Lagi

Ilustrasi surat utang
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Kementerian Keuangan mengungkapkan, sampai dengan 31 Mei 2016, realisasi defisit anggaran sudah mencapai Rp189,1 triliun atau 1,49 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Pemerintah sendiri menargetkan batas defisit dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2016 sebesar 2,15 persen.

Defisit Anggaran RAPBN 2022 Diusulkan hingga Rp881,3 Triliun

"(Defisit) masih jauh dari batas sesuai Undang-Undang Keuangan Negara, yaitu tiga persen dari PDB," kata Kepala Pusat Harmonisasi dan Analisis Kebijakan dari Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, dalam konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Pajak Jakarta, Jumat 10 Juni 2016.

Untuk menutupi defisit tersebut, pemerintah telah menerbitkan surat berharga negara (SBN) atau obligasi mencapai Rp340,1 triliun atau 61,2 persen dari proyeksi  APBN sebesar Rp555,7 triliun.

Postur APBN 2022, Defisit Anggaran Diperkirakan Rp808,2 Triliun

Luky mengatakan, penerbitan SBN tersebut sudah termasuk penerbitan SBN valuta asing sebesar US$6 miliar atau setara dengan Rp82,1 triliun.

"Tingginya persentase realisasi penerbitan SBN ini sejalan dengan strategi front loading untuk memanfaatkan tingginya likuiditas," katanya.

Utang Pemerintah Numpuk, Akhir Desember 2020 Tembus Rp6000 Triliun

Selain itu, strategi front loading tersebut juga diperuntukkan untuk membiayai realisasi defisit APBN yang cukup besar sejak awal tahun, serta membiayai utang jatuh tempo. Adapun jumlah SBN jatuh tempo dan dibeli kembali sampai dengan bulan Mei 2016 mencapai Rp118,9 triliun.

(ren)

 Presiden Zambia Hakainde Hichilema (tengah) bersama pasukannya

Utang Menggunung, Presiden Zambia Pusing Ditagih Kreditur

 Presiden Zambia Hakainde Hichilema meyakinkan kreditur bahwa utang negaranya akan segera dibayar. Negosiasi akan dilakukan

img_title
VIVA.co.id
3 September 2021