BI Klaim Posisi Utang Luar Negeri Indonesia Masih Sehat

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.
Sumber :
  • Chandra G Asmara / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2016 tercatat sebesar US$319 miliar atau tumbuh 6,3 persen secara year on year. Perincian berdasarkan kelompok peminjam, ULN untuk sektor publik tercatat mengalami peningkatan, sementara ULN untuk sektor swasta mengalami penurunan.

Utang Luar Negeri RI Naik 2,7 Persen, Ini Sederet Pemicunya

Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo, mengatakan meski pinjaman luar negeri sektor publik meningkat namun secara jumlah masih dalam batas aman, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran berlebih terhadap posisi ULN tersebut.

“Secara umum, posisi ULN kita masih dalam keadaan sehat,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di gedung parlemen Jakarta, Selasa 21 Juni 2016.

Utang Luar Negeri RI Naik Lagi, Tembus Rp 6.237 triliun

Menurut Agus, pinjaman luar negeri sektor publik yang meningkat pada April lalu memang disebabkan karena faktor dari kenaikan imbal hasil dari beberapa Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah seperti Euro Bond, sampai dengan Samurai Bond.

Dia juga menilai, posisi utang luar negeri tersebut jika diperhatikan lebih lanjut terlihat masih lebih baik dibandingkan negara lain, sehingga BI merasa kondisi ini masih cukup memadai. 

Tanggapi Prabowo soal Utang Luar Negeri, Ganjar: Utang Bisa Mematikan, Maka Hati-hati

“Kondisi ini yang masih kami anggap itu sehat,” katanya. 

Ilustrasi cadangan devisa, utang luar negeri, modal asing, dan devisa hasil ekspor.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 sebesar US$407,3 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan US$1,6 miliar dari Januari 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024