Dubes Australia Cerita Soal Kualitas Ekspor Sapi ke RI

Ilustrasi kegiatan impor daging sapi.
Sumber :
  • Anissa Maulida / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson menegaskan, Australia sangat memperhatikan kualitas dan proses pengiriman ternak sapi ke Indonesia. Ia mengakui, pengembangbiakan ternak sapi untuk memperoleh kualitas daging yang baik tidak mudah dan membutuhkan proses panjang.

Indonesia Buka Keran Impor Sapi, Australia Masih Jadi Raja Pemasok

"Australia sangat memperhatikan pengaturan dan kondisi pengiriman sapi, terutama dalam bidang transportasi. Ketika dilakukan pengiriman, kami mempertimbangkan bagaimana ketersediaan pangan dan air, waktu perjalanan, bahkan ketinggian truk pengangkut, agar sapi tidak terjatuh atau terbanting ketika dalam perjalanan," kata Grigson di kedutaan besar Australia, Selasa, 21 Mei 2016.

Grigson, kemudian menjelaskan, ada beberapa faktor yang memungkinkan Australia memenuhi kebutuhan daging sapi Indonesia. Australia memiliki suplai ternak yang sangat mendukung proses ekspor ditunjang sumber daya manusia berkualitas.

Importir Sapi Indonesia Sulit Penuhi Kuota Bibit

Tidak hanya itu, efisiensi produksi juga menjadi faktor pendukung, sehingga Australia bisa mengimbangi permintaan Indonesia selama bulan Ramadan dan jelang Lebaran.

"Di Australia, kami punya lahan yang cukup luas, sehingga ketersediaan ternak sapi pun sangat baik. Lahan dan tempat peternakan merupakan faktor yang sangat penting bagi peternakan, karena hewan akan merasa nyaman dan punya ruang untuk bergerak. Sedangkan Indonesia, tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk mengembangbiakkan ternak ini," ujar Grigson.

Jelang Ramadan, Bulog Mulai Impor Daging Sapi Beku

Berikutnya, RI bisa jadi eksportir sapi...

RI bisa jadi eksportir sapi

Kendati tidak memiliki lahan yang terlalu luas, Grigson mengakui, Indonesia sangat baik dalam hal menggemukan sapi yang datang dari Australia. Ia, kemudian memberi contoh, biasanya ternak yang datang dari Australia memiliki berat sekitar 300-350 kilogram (kg).

Namun, di Indonesia, hanya dalam waktu tiga bulan, berat sapi tersebut akan bertambah menjadi sekitar 450-500 kg. Menurutnya, hal ini didukung, karena Indonesia memiliki agrikultur, serta pasokan pangan yang baik untuk menggemukkan sapi.

"Menurut saya, Indonesia untuk ke depannya juga bisa menjadi eksportir sapi ke negara-negara lain, jika terus mengembangkan bidang ini. Tentu saja, jika hal ini benar terjadi, akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat," katanya.

Grigson juga mengatakan, kerja sama ekspor sapi antara Australia dan Indonesia bukan hanya untuk menstabilkan harga daging di dalam negeri, tetapi juga menyediakan lapangan kerja bagi banyak orang. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya