Inggris Minat Jadikan RI Penghubung Produsen Alat Kapal

Industri pelayaran di Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tudji Martudji

VIVA.co.id – Adanya keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit, ternyata tak membuat minat investasi negara tersebut menurun. Sebab, pada Oktober 2016, salah satu perusahaan penyedia alat penunjang perkapalan terbesar Inggris menyatakan minatnya untuk berinvestasi dan menargetkan memulai usahanya di Indonesia. 

Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Inggris Bantu RI Rp270 Miliar 

Perusahaan tersebut, nantinya akan memproduksi berbagai alat penunjang perkapalan yang mencakup propellers (baling-baling), stern gear (gigi buritan) dan hardware kapal lainnya telah digunakan oleh berbagai industri perkapalan di kawasan Eropa dan Asia.  

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, ketertarikan investor asal Inggris tersebut, tentunya setelah mereka melihat lokasi Indonesia yang sangat strategis dalam pengembangan industri penunjang alat perkapalan.

Bos Keuangan Kota London Lirik Proyek Infrastruktur RI

Saat ini, perusahaan tersebut memang telah mempertimbangkan Batam sebagai salah satu lokasi prospektif untuk fasilitas produksi perusahaan. “Batam akan dijadikan sebagai central-hub (penghubung pusat) bagi produksi untuk pasar Singapura, Kamboja, Vietnam, Thailand, dan China,” jelas Franky dalam keterangan persnya, Senin 11 Juli 2016.

Ia menambahkan, fasilitas produksi di Indonesia dilakukan untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk-produk perusahaan dari kawasan Asia. “Jadi, orientasinya lebih kepada ekspor dari produk-produk mereka, meski tidak menutup kemungkinan untuk dipasarkan ke pasar Indonesia,” ujar Franky.

Investasi Dua Negara Raksasa di RI Anjlok

Lebih lanjut, Franky mengungkapkan,calon investor potensial tersebut akan menggunakan lokal konten dari Indonesia, serta dikombinasikan dengan bahan baku produksi dari Inggris. Penggunaan lokal konten dapat mendorong industri hulu tanah air.

Perlu diketahui, realisasi investasi dari Inggris selama 2015, mencapai US$503 juta atau naik 22,98 persen dari rata-rata investasi pada periode 2010-2014, yang berada di posisi US$409 juta. Inggris masuk dalam tujuh negara Eropa yang menjadi prioritas pemasaran investasi BKPM. (asp)

Ilustrasi Fintech

New York Kalah Menarik dari London soal Investasi Fintech 2019 

Investasi Fintech di kota London tercatat lebih tinggi US$200 juta.

img_title
VIVA.co.id
27 September 2019