Semester I 2016, BCA Catat Laba Bersih Rp9,6 Triliun

Bank Central Asia catatakan keuntungan
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih semester I 2016 sebesar 12,1 persen menjadi Rp9,6 triliun. Angka tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,5 triliun.

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Sementara, pendapatan operasional BCA, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainya tumbuh 15,5 persen menjadi Rp26,1 triliun, jika dibandingkan tahun sebelum sebesar Rp22,6 triliun.

"BCA berhasil mencapai hasi kinerja positif melalui penyaluran kredit secara berhati-hati dan pengelolaan aktif dana pihak ketiga. BCA sekali lagi menegaskan keunggulannya di bidang perbankan transaksi, yang tercermin dari pertumbuhan saldo rekening transaksi, yaitu rekening giro dan tabungan (CASA), menjelang hari raya Idul Fitri,"ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, di Jakarta, Rabu, 20 Juli 2016.

Laba Vale Indonesia Kuartal III-2023 Turun Jadi US$52,6 Juta, Ini Pemicunya

Jahja menjelaskan, peningkatan laba bersih pada semester I ditopang oleh beberapa hal. Seperti, peningkatan laba  rasio kredit bermasalah (NPL) BCA menjadi 1,4 persen pada akhir Juni 2016 atau meningkat dibandingkan periode yang sama hanya 0,7 persen. Meskipun demikian, rasio NPL masih dalam tingkat risiko yang ditolerasi.

Selain itu, lanjutnya, pada semester I 2016, BCA juga membentuk tambahan biaya cadangan sebesar Rp2 triliun untuk mempertahankan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Per Juni 2016, rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah tercatat sebesar 193,0 persen.

Penjualan Batu Bara Naik Kuartal III-2023, Bukit Asam Cetak Laba Bersih Rp 3,8 Triliun

Secara proaktif, BCA mempertahankan posisi likuidtas dan basis permodalan yang solid. Pada akhir Juni 2016 rasio kredit bermasalah pendanaan (LFR) tercatat sebesar 77,9 persen sementara rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 20,3 persen.

"Pertumbuhan CASA yang solid serta pengurangan biaya dana telah memungkinkan BCA untuk mempertahankan marjin bunga bersih pada level yang sehat meskipun telah dilakukan penurunan suku bunga di berbagai segmen kredit," tuturnya.

Sementara itu, untuk dana pihak ketiga meningkat 7,8 persen (year on year) menjadi Rp490 triliun, ini ditopang oleh pertumbuhan rekening giro dan tabungan (CASA). Dana CASA tumbuh 10,2 persen (yoy) mencapai Rp381,3 triliun, berkontribusi sebesar 77,7 persen terhadap total dana pihak ketiga BCA pada akhir Juni 2016.

Dana tabungan pun tumbuh 12,6 persen (yoy) menjadi Rp260,9 triliun, sedangkan dana giro naik sebesar 5,4 persen (yoy) menjadi Rp120,4 triliun. Dana deposito pun relatif stabil sebesar Rp109,3 triliun.

"Memasuki semester II, kami akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola usaha dalam memanfaatkan berbagai peluang bisnis bagi pertumbuhan di masa mendatang. BCA akan terus melakukan investasi untuk memperkuat kapabilitas perbankan transaksi dan infrastruktur kredit sejalan dengan prospek jangka panjang industri perbankan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya