Inflasi Terkendali, BI: Akhir Tahun di Bawah 4%

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - Badan Pusat Statistik melaporkan perkembangan Indeks Harga Konsumen pada Juli 2016, tercatat mengalami inflasi sebesar 0,69 persen. Angka ini jauh dari survei mingguan Bank Indonesia pada pekan ketiga, yang tercatat di kisaran satu persen.

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor

Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Senin 1 Agustus 2016, mengatakan, capaian tersebut semakin mencerminkan keyakinan laju inflasi Indonesia pada tahun ini bisa berada di bawah target empat plus minus satu persen.

"Lebih meyakinkan kita, bahwa inflasi bisa di bawah empat persen," jelas Agus.

Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate

Menurut Agus, kementerian/lembaga maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berkomitmen dalam menjaga laju inflasi. Penguatan koordinasi ini akan disinergikan pada Rapat Koordinasi Nasional TPID yang berlangsung pada 3-4 Agustus 2016 mendatang.

Meski begitu, masih ada tantangan yang tetap dihadapi oleh pemerintah maupun otoritas moneter. Misalnya, seperti dari harga bahan makanan di beberapa daerah, yang saat ini belum merata. Ini pun berpotensi memicu terjadinya inflasi.

Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun

"Volatile food beberapa daerah terkendali, tetapi di daerah lain tinggi sekali. Koordinasi penting untuk memastikan ketersediaan terjaga dan distribusi berjalan baik," ujarnya.

Mantan Menteri Keuangan ini menyebutkan, rendahnya inflasi pada Juli lalu memang semakin membuka peluang bagi bank sentral untuk kembali melakukan pelonggaran kebijakan moneternya.

Namun, ditegaskan Agus, laju inflasi yang terjaga bukan satu-satunya indikator utama dalam menentukan arah kebijakan moneter. BI, tetap memprioritaskan perkembangan ekonomi nasional secara keseluruhan dan ekonomi global.

"Dunia kemarin memangkas revisi pertumbuhan ekonomi. Ada kondisi volatilitas harga komoditi dan ketidakstabilan pasar keuangan dunia, konflik geopolitik, pengungsian, dan terorisme," ungkap Agus. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya