- REUTERS/Olivia Harris
VIVA.co.id – Sepanjang kuartal II 2016, ekonomi negeri jiran Malaysia tercatat hanya tumbuh sebesar 4,0 persen, atau lebih lambat dibandingkan kuartal I lalu yang mencapai 4,2 persen. Melambatnya harga minyak, membuat pendapatan negara tersebut alami penurunan.
Dilansir dari laman Reuters, Jumat 12 Agustus 2015, capaian ekonomi Malaysia pada sepanjang April hingga Juni tersebut, sesuai dengan jajak pendapat para ekonomi yang disurvei Reuters. Perlambatan ekonomi Malaysia juga banyak disebabkan turunnya ekspor dan pelemahan investasi domestik.
Atas capaian tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Malaysia telah turun sebanyak lima kali secara berturut-turut, sejak beberapa tahun lalu. Capaian ini juga menggambarkan bahwa pertumbuhan kuartal II ini adalah yang paling lambat dalam tujuh tahun terakhir.
Sementara itu, Bank Sentral Malaysia menyatakan, dengan capaian pertumbuhan tersebut maka surplus transaksi berjalan negara tersebut berkurang menjadi 1,9 miliar Ringgit, atau setara Rp6,2 triliun, atau lebih rendah dari capaian kuartal sebelumnya sebesar 5 miliar Ringgit, atau setara Rp16,2 triliun.
Perlu diketahui, pemerintah Malaysia pada Januari lalu, memproyeksikan pertumbuhan ekonominya dapat mencapai di kisaran 4-5 persen. Sedangkan setelah melihat capaian pada kuartal II 2016 ini proyeksinya diturunkan menjadi di kisaran 4-4,5 persen.