Ini Keuntungan dari Investasi Properti di Indonesia

ilustrasi Apartemen.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Diberlakukannya program pengampunan pajak, atau tax amnesty sebenarnya membuat sektor  properti semakin menggiurkan untuk berinvestasi. Terlebih, harga properti di Indonesia masih kompetitif dibandingkan negara lain.

Melantai di Bursa New York, PropertyGuru Raup Dana Segar US$254 Juta

Direktur Savills Indonesia, Anton Sitorus mengatakan, adanya amnesti pajak saat ini, dapat menjadi suplemen baru bagi sektor properti. Setelah Bank Indonesia melonggarkan kebijakan Loan to Value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR).

"Banyak perkirakan sektor properti dipercaya menjadi incaran dana repatriasi yang masuk ke Indonesia. Bisa saja, investor tersebut memborong properti tertentu dengan motif investasi dan pengembang akan mendapatkan dana serta sektor properti kembali bergairah," ujar Anton kepada VIVA.co.id, Jumat 19 Agustus 2016.

Menerawang Efektivitas Perpanjangan Insentif PPN DTP Sektor Perumahan

Sementara itu, pakar dan pengamat properti dari School of Property, Panangian Simanungkalit di dalam bukunya juga mengatakan, bermain di investasi sektor properti, khususnya apartemen memiliki berbagai macam keuntungan alias mendapatkan keuntungan ganda.

Pertama, investor akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan selisih harga beli dan jual (capital gain). Biasanya itu di dapat dalam jangka waktu dua atau tiga tahun kemudian, di mana harga properti dipastikan mengalami kenaikan secara signifikan. 

Dijual hingga Rp15 Miliaran, 486 Unit di Cluster Ini Laku dalam 2 Hari

Kedua, menurut Panangian, keuntungan didapat dari properti, yaitu penghasilan tambahan berkala (yield). Yaitu, keuntungan dari nilai sewa berkala per bulan, atau per tahun. Dan, bila unit di upgrade dengan fasilitas lebih modern perolehan yield pun pasti lebih tinggi. 

Dari dua keuntungan tersebut, tentu sangat berbeda dengan investasi jangka panjang lain seperti obligasi. Biasanya obligasi tenornya lima sampai 10 tahun, tergantung lembaga penerbit. Dari situ, nilai dalam satuan cukup besar, dan nilai kupon obligasi akan lebih tinggi dibanding dengan bunga deposito, lalu lebih rendah dari suku bunga kredit bank.

Obligasi juga dinilai masih tertinggal dibanding investasi properti dari sisi harga jual, di mana harga jual obligasi di pasar modal berfluktuasi. Obligasi juga sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga dan peningkatan risiko perusahaan yang terbitkan obligasi tersebut.

Untuk itu, bila Anda ingin investasi properti, sebenarnya Anda tidak harus menggunakan dana sendiri. Setelah membayar uang muka, sekitar 20-30 persen dari nilai propertinya, sisanya dapat dibayar melalui KPR, atau kredit pemilikan apartemen (KPA). Hal ini yang membedakan investasi properti dengan instrumen investasi lain. 

Rata-rata imbal hasil (return) investasi properti berkisar 7-14 persen per tahun bergantung pada jenis propertinya. Pendapatan investasi pada apartemen memberikan tingkat imbal hasil 13-14 persen per tahun. 

Ditambah lagi, harga properti selalu naik jika isu, atau kenaikan BBM terjadi dan menyebabkan kenaikan harga bangunan. Gedung perkantoran diperkirakan sekitar tujuh persen dan pusat perbelanjaan mencapai 13 persen per tahun. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya