Anjloknya Harga Minyak Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih berpeluang mengalami pelemahan, setelah pergerakan harga minyak mentah dunia anjlok akibat adanya penambahan stok minyak di AS.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Seperti diketahui nilai tukar rupiah kemarin ditutup terkoreksi 30 poin (0,23 persen) ke posisi Rp13.252 per dolar AS, setelah bergerak di kisaran Rp13.235-Rp13.287.

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, sentimen positif untuk pasar uang Indonesia ternyata belum cukup kuat. Harga minyak dunia yang cenderung melemah disertai laju dolar AS yang menguat jelang pertemuan The Fed di akhir pekan ini membuat Rupiah masih sukar untuk berbalik menguat.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

"Target batas bawah di level Rp13.257 dan target batas atas di level Rp13.210 per dolar AS. Cermati sentimen yang ada yang mampu mempengaruhi laju rupiah," kata dia di Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2016.

Pelemahan rupiah, kata Reza, masih terjadi jelang akhir pekan di mana akan diumumkannya data-data ekonomi penting, salah satunya laporan pertumbuhan produk domestik bruto kuartal dua AS. Data ekonomi ini akan menjadi bahan pertimbangan The Fed dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan moneter tingkat suku bunganya.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

"Sebelumnya kami sampaikan Laju mata uang rupiah cenderung sideways (datar) pada perdagangan kemarin," ujarnya.

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024