4 Serba Serbi Utang Produktif yang Perlu Kamu Ketahui

Debt
Sumber :
  • http://www.merdeka.com

VIVA.co.id – Setiap kali mendengar kata utang, mungkin kamu langsung terpikir beban pinjaman yang harus dilunasi di masa depan. Sepintas terdengar menyeramkan, namun sebenarnya tidak seluruh utang itu buruk kok.

Ingin Daftar Asuransi Syariah, Pahami Dulu 5 Hal ini

Jika kamu bijak menggunakan utang, kondisi finansial kamu akan terjaga. Salah satu jenis utang yang baik adalah utang produktif. Cek serba-serbi utang produktif berikut ini, supaya kamu bisa mengelola utang dengan lebih bijak:

1. Apa itu utang produktif

Bocoran Itung-itungan KPR yang Belum Banyak Orang Tahu

Secara gampangnya, utang produktif merupakan utang yang tujuannya digunakan untuk menghasilkan suatu manfaat finansial. Pernah mendengar teman, atau saudara yang berutang untuk memulai suatu bisnis?

Bisnis yang dibangun di atas utang tersebut, memiliki tujuan untuk menghasilkan manfaat finansial dalam bentuk laba usaha. Si pemilik bisnis dapat melunasi utangnya secara bertahap sesuai dengan penghasilan yang ia dapatkan dari bisnis miliknya. Selain itu, penghasilan yang ia miliki juga membantu untuk menunjang hidupnya sehari-hari.

5 Persiapan Pasangan Muda Kalau Ingin Punya Rumah Sendiri

2. Manfaat utang produktif

Utang produktif disebut bermanfaat pada saat nilai manfaat dari utang tersebut telah melebihi jumlah pinjaman dan biaya lain yang terkait dengan utang produktif tersebut.

Jadi misalnya, kamu meminjam uang untuk membuka restoran sendiri sebesar Rp30 juta. Di akhir tahun kedua, laba bersih yang dihasilkan sudah selesai menutupi seluruh cicilan utang pinjaman.

Bahkan, restoran kamu semakin maju dan menghasilkan lebih banyak omzet lagi. Nah, pada saat ini, bisa dibilang utang produktif kamu sudah memberikan manfaat yang terlihat jelas bagi usaha kamu.

3. Utang konsumtif

Lawan dari utang produktif adalah utang konsumtif. Dua orang yang meminjam utang untuk membeli objek yang sama belum tentu klasifikasi utangnya sama-sama utang produktif.

Sebagai contoh, X merupakan tukang ojek yang ingin mengajukan pinjaman untuk membeli motor yang akan ia gunakan untuk menarik penumpang. Ini disebut utang produktif karena motor tersebut digunakan untuk menunjang si tukang ojek mencari nafkah.

Y merupakan karyawan kantor yang mengajukan pinjaman untuk membeli motor juga. Motor tersebut digunakannya untuk pulang pergi kantor, dan kadang untuk jalan-jalan.

Secara langsung, motor tersebut tidak memberikan tambahan penghasilan dan malah menambah beban bagi Y, seperti biaya parkir, bensin, perawatan motor, yang tidak perlu dikeluarkan jika Y menggunakan transportasi umum. Ini disebut utang konsumtif.

4. Pilih produktif atau konsumtif?

Sepintas dari berbagai penjelasan di atas, utang konsumtif merupakan utang yang tidak baik. Dalam kasus tertentu, utang konsumtif sebenarnya tidak masalah jika banyak manfaat non-finansial yang diperoleh bagi kamu, dan kamu memiliki perencanaan yang jelas untuk melunasi cicilan pinjaman tersebut.

Sebagai contoh, kamu ingin meminjam uang untuk membeli mobil yang bukan digunakan untuk kegiatan usaha. Anda harus mengeluarkan biaya yang besar  selain biaya perolehan mobil itu sendiri, seperti bensin, parkir, perawatan, dan lain-lain.

Namun, kalau manfaat non-finansialnya tinggi, misalnya menghemat waktu, lebih nyaman sepanjang perjalanan, serta lebih mudah akses ke kantor karena daerah tempat kamu kerja jarang dilintasi kendaraan umum, ya tentu tidak masalah untuk mengajukannya. Dengan catatan, kamu sudah memiliki rencana pelunasan cicilan utang tersebut yang tentunya tidak akan mengganggu kehidupan sehari-hari kamu.

Jika kamu sedang mencari produk pinjaman yang tepat seperti kredit tanpa agunan, manfaatkan situs perbandingan seperti HaloMoney.co.id untuk mempermudah kamu melakukannya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya