Tahap Pertama Tax Amnesty Usai, Waspadai Pelemahan Rupiah

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Pelaku pasar diminta mewaspadai pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menyusul pelemahan di awal pekan Oktober hari ini, Senin, 3 Oktober 2016.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, rupiah berakhir melemah pekan lalu seiring berakhirnya masa pengampunan pajak. Pelaku pasar terlihat cenderung mengambil profit taking.

"Rupiah kembali diperdagangkan melemah di akhir pekan pelaku pasar terlihat cenderung mem-priced-in keadaan rupiah, sehingga adanya penguatan dijadikan momentum untuk merealisasikan keuntungan," tuturnya di Jakarta.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Di samping itu, laju dolar AS cenderung bergerak flat pada perdagangan kemarin menyusul adanya kesepakatan yang terjadi dalam pertemuan OPEC, khususnya terhadap negara Iran yang selama ini enggan  membatasi produksinya.

"Kami perkirakan baik dolar, rupiah maupun mata uang lainnya cenderung bergerak konsolidasi setelah pelaku pasar mulai kehabisan sentimen positif," tuturnya.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Terbatasnya pergerakan pupiah juga dipengaruhi antisipasi pelaku pasar jelang rilis Pertumbuhan Domestik Bruto AS dan klaim pengangguran yang diperkirakan akan membaik. Pada kuartal pertama, PDB riil AS meningkat 0,8 persen.

"Rupiah hari ini sepertinya akan berbalik melemah di area Rp13.000. Target batas bawah Rp13.056, target batas atas Rp13.000," ujarnya

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024