BI Ingin Rupiah Tak Lari dari Posisi Fundamental 

Seorang petugas bank menunjukkan uang kertas dolar AS dan rupiah beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Nilai tukar rupiah pada hari ini, Kamis 6 Oktober 2016, masih mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat. Mata uang Garuda dalam satu minggu terakhir, tetap bertengger di angka Rp12.900.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (BI), rupiah berada di posisi Rp12.992 per dolar AS, menguat Rp3 dibandingkan posisi kemarin, 5 Oktober 2016, yang tercatat sebesar Rp12.995 per dolar AS.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menegaskan, penguatan rupiah secara terus menerus terhadap mata uang negeri Paman Sam itu bukan menjadi suatu sinyal yang menunjukkan adanya perbaikan. Menurutnya, rupiah tetap harus berada sesuai fundamental ekonomi yang sebenarnya.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

“Masyarakat harus paham, kurs yang menguat, bukan sesuatu yang baik. Saya ulang, kurs yang terus menerus menguat, bukan sesuatu yang baik,” kata Mirza saat ditemui di gedung BI, Jakarta, Kamis.

Fundamental perekonomian, kata Mirza, di antaranya adalah aktivitas perdagangan Indonesia dari sisi ekspor maupun impor. Menurut dia, kinerja ekspor dan impor nasional masih dalam posisi defisit. Negara-negara seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina justru sudah mencetak surplus.

Rupiah Mulai Menguat ke Level Rp 16.172 per Dolar AS

Mirza menjelaskan, penguatan kurs mata uang di tengah lesunya aktivitas perdagangan di sebuah negara tentu akan memiliki implikasi tersendiri. Maka dari itu, bank sentral berkomitmen untuk menjaga nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

“Kalau kurs menguat, orang bukan produksi malah impor. Impor malah membuat defisit semakin lebar. Kurs harus gambarkan fundamental ekonomi,” katanya. (asp)

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

OJK menilai bahwa risiko yang dihadapi industri perbankan nasional akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS) beberapa waktu ini masih dapat dimitigasi dengan baik.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024