Cikarang Dry Port di Sabotase, Luhut Ancam Buldozer Pelaku

Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Moh. Nadlir.

VIVA.co.id – Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, menyoroti keberadaan Cikarang Dry Port yang tidak difungsikan. Padahal, sudah dibangun era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pangkas Waktu Sandar Kapal dan Kargo, Luhut Bakal Berantas Mafia Pelabuhan

Luhut yakin, tidak berjalannya Cikarang Dry Port ini lantaran ada pihak-pihak yang melakukan sabotase untuk kepentingan pribadi.

"Yang anda lihat di Cikarang Dry Port ini sudah siap. Sudah dimulai dari pemerintahan yang lalu. Anda bayangin lah republik ini. Dibiarin saja begitu, enggak digunain. Dahulu seperti di sabotase menurut saya," kata Luhut, di kantornya, Jakarta, Selasa 18 Oktober 2016.

BPJT Pede Tol Cibitung-Cilincing Pangkas Dwelling Time Tanjung Prio

Padahal, keberadaan Cikarang Dry Port ini membantu distribusi logistik agar tidak macet. Masalah dwelling time (waktu tunggu bongkar muat) di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, sebenarnya bisa diturunkan kalau dry port ini difungsikan dengan benar.

Untuk itu, Luhut mengatakan pemerintah saat ini ingin mengaktifkan kembali lokasi penampungan tersebut. Bahkan, menambah kapasitasnya. Luhut pun mengancam, akan menggilas pihak-pihak yang mencoba sabotase upaya pemerintah.

RI Sambut Investasi, Luhut: Tapi Tak Ada Kompromi Soal Kedaulatan

"Sekarang enggak, awas kami buldozer kalau juga macam-macam. Mesti keras dikit gitu, biar orang bilang enggak lah, kalau enggak keras saya bilang pakai bahasa keren, enggak jalan dia," jelas Luhut.

Luhut mengatakan, persoalan dry port ini masalahnya sederhana, yakni tidak dilaksanakan. Ia mengaku sudah melakukan pengecekan. Dan saat ini sudah mulai dijalankan.

Nantinya, jelas dia, akan dikoneksikan antara Pelabuhan Tanjung Priok, Cikarang dan Pelabuhan Patimban di sisi selatan Kabupaten Subang. Pelabuhan Tanjung Priok, nantinya direncanakan hanya untuk bongkar muat barang saja, sementara Cikarang akan menjadi tempat pengurusan bea cukai dan administrasi lainnya.

"Seperti kapas semua kita ngapain simpan di Singapura. Simpan saja di tempat kita. Jadi satu logistik. Karena Cikarang ada 200 hektare lebih, nah sekarang kita ingin bikin lagi di sebelah barat 300 hektare sehingga dengan demikian terurai semua. Kemudian di selatan di dekat Bogor," jelasnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya