- VIVa.co.id/Shintaloka Sicca
VIVA.co.id – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui bahwa harga cabai saat ini memang merangkak naik. Namun, pemerintah menjamin bahwa produksi dan pasokan akan aman hingga akhir tahun.
Untuk menurunkan harga cabai, Amran mengatakan bahwa pemerintah memiliki cara sendiri yaitu menugaskan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyerap komoditas cabai langsung dari petani. Sehingga rantai pasok akan lebih pendek dan harga akan bisa semakin turun.
"Cabai naik karena musim hujan saja, tetapi produksi tetap aman karena harga di tingkat petani Rp14 ribu-Rp15 ribu per kilogram. Sehingga, kita sepakat menugaskan BUMN untuk menyerap sehingga rantai pasoknya bisa lebih pendek," kata Amran di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa 18 Oktober 2016.
Menurut Amran, akibat rantai pasok yang terlalu panjang, harga cabai bahkan meningkat hingga 100 persen dibanding dengan harga yang dijual di pasaran. Berdasarkan harga rata-rata di DKI Jakarta saja, harga cabai di tingkat pasar mencapai Rp50 ribu untuk cabai merah besar.
"Rantai pasoknya harus kita potong, karena harganya naik di atas 100 persen, disparitasnya bisa 100 persen lebih," kata Amran.
Sementara itu, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengakui harga cabai meroket naik di tingkat pasar. Ia mengklaim kenaikan tersebut karena saat ini memang musim hujan.
"Cabai karena hujan, setiap hujan ini orang enggak mau panen. Tapi stok banyak, tadi dicek dirjen holtikultura (Kementan) stok banyak," ungkap dia singkat.