Pusat Logistik Berikat Hemat Biaya Timbun Hingga 25 Persen

Aktifitas Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Pemerintah akan menjadikan Pusat Logistik Berikat (PLB) sebagai solusi mengatasi arus logistik Indonesia yang masih kalah bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap naik pitam ketika mendengar lamanya waktu bongkar muat atau dwelling time di pelabuhan. 

Pangkas Waktu Sandar Kapal dan Kargo, Luhut Bakal Berantas Mafia Pelabuhan

Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi, mengatakan bahwa PLB dapat menjadi solusi mempercepat arus logistik di Indonesia. Menurut Heru, PLB mengefisienkan waktu bagi industri besar maupun kecil sehingga dapat meningkatkan minat investasi. 

"PLB merupakan bentuk gudang multi fungsi, yang dilengkapi fasilitas fiskal dan berbagai prosedur (administrasi), PLB bisa menjadikan Indonesia sebagai hub utama, di Asia Pacific," kata Heru pada acara Jakarta Indonesia Logistic, Summit and Expo, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu 19 Oktober 2016. 

Cara Perusahaan Logistik Maksimalkan Kinclongnya Transaksi E-Commerce

Heru bercerita bahwa sejak dibangun pada 10 maret 2016, PLB telah membuat biaya logistik menjadi lebih efisien karena pembayaran pajak bisa dibayar belakangan. Hasilnya, biaya timbun rata-rata di PLB lebih murah dibanding barang yang ditimbun di pelabuhan.

"PLB telah membuat biaya logistik lebih efisien, adanya penghematan biaya timbun rata-rata 25 persen," kata dia. 

BPJT Pede Tol Cibitung-Cilincing Pangkas Dwelling Time Tanjung Prio

Heru mengaku akan terus melakukan efisiensi di bidang logistik, bahkan dwelling time di PLB yang saat ini selama 1,2 hari ditargetkannya akan menjadi di bawah satu hari. 

"Dwelling time yang ditujukan kepada PLB 1,2 hari, ke depan akan menjadi di bawah satu hari, tagline kita (di Bea Cukai) untuk barang-barang di PLB, kita harus meng-clearance dalam hari yang sama," kata dia. 

Tak hanya itu, lanjut dia, dengan adanya PLB, penghematan yang terjadi di sektor impor minyak mentah bisa menghemat hingga Rp300 miliar. "Sejak dibangun, terjadi potensi penghematan dari migas (minyak dan gas), sekitar Rp300 miliar lebih yang bisa kita dapat dari penghematan penimbunan barang migas crude (mentah)," ungkap dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya