Rusia Minat Investasi Rp2,6 Triliun di Indonesia

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Perusahaan asal Rusia, Black Space menyatakan minatnya untuk berinvestasi di sektor perikanan Indonesia. Nilai investasi yang ditawarkan perusahaan tersebut mencapai US$200 juta, atau setara Rp2,61 triliun (kurs Rp13.050 per dolar Amerika Serikat).

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susu Pudjiastuti mengatakan, minat investasi Black Space di sektor perikanan adalah pembangunan infrastruktur seperti cold storage (ruang pendingin), pabrik es dan fasilitas pengolahan hasil perikanan di Indonesia.

"Kita terbuka investasi untuk membangun pengolahan. Di mana sekarang investasi kita harapkan nanti selain ikan banyak, kita juga bisa mendapatkan value (nilai) yang lebih tinggi," kata Susi di Hotel Dharmawangsa Jakarta usai menghadiri forum BUMN 2016, Kamis 3 November 2016. 

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Menurut Bos maskapai penerbangan Susi Air ini, investasi harus difokuskan untuk distribusi logistik dan pembangunan cold storage yang memerlukan listrik, dan bukan untuk sektor perikanan tangkap yang saat ini masih ditutup untuk investasi asing. 

Rencana investasi di sektor perikanan tersebut juga diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional. 

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Selain dari pihak asing, Susi mengungkapkan, untuk mendukung sektor perikanan nasional, pemerintah sendiri juga akan berinvestasi untuk pengolahan ikan yang mencapai Rp1,5 triliun. Investasi itu dilakukan untuk di 12 hingga 15 lokasi pengolahan ikan.

"Kalau Rusia, kan kurang lebih sekitar US$200 juta, dari satu perusahaan Black Space, nah untuk pemerintah kita akan investasi hampir Rp1,5 triliun itu ada di 12 sampai 15 tempat," jelas Susi. 

Ia menambahkan, sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang tidak terpengaruh dengan perlambatan perkonomian global. Untuk itu, dia yakin sektor perikanan dapat menjadi penopang perekonomian Indonesia di masa mendatang. 

"Yang jelas, PDB (Produk Domestik Bruto) perikanan luar biasa, naik dua kali libat dibanding PDB nasional. Kemudian, nilai tukar nelayan juga naik dari 102 ke 110," tegas Susi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya