Survei: Perbankan RI Kembali Bergairah pada 2017

Ilustrasi perbankan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perbankan nasional kurang bergairah lantaran permintaan kredit melemah pada tahun ini. Namun, QNB Group dalam laporan Indonesia Economic Insight 2016 memprediksi pertumbuhan kredit dan deposito akan meningkat pada 2017.

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Dalam risetnya disebutkan, pertumbuhan tersebut akan terjadi di tengah likuiditas yang ketat dan bisa membatasi pinjaman pada 2018.

"Profitabilitas bank akan tetap tinggi selama 2017-2018, karena kami memproyeksikan kualitas aset akan membaik seiring dengan peningkatan pertumbuhan," tulis riset QNB Group, Selasa, 8 November 2016. Laporan Indonesia Economic Insight 2016 itu mengkaji perkembangan terakhir dan prospek perekonomian Indonesia.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Dalam laporan tersebut, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia naik pada semester I-2016 year on year (yoy) dari 4,8 persen menjadi lima persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh upaya-upaya pemerintah untuk mendorong program infrastruktur melalui investasi.

Namun, pertumbuhan PDB riil diperkirakan melambat pada semester II-2016 dikarenakan pendapatan yang melemah serta adanya batas atas defisit anggaran yang cenderung memaksa pemerintah untuk membatasi pengeluaran.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Di sisi lain, untuk defisit transaksi berjalan, QNB Group memperkirakan pada 2017-2018 akan sedikit membengkak, dipicu harga minyak yang lebih tinggi. Sebab, Indonesia adalah pengimpor minyak.

Sementara itu, harga ekspor komoditas Indonesia lainnya diperkirakan tidak meningkat secara signifikan untuk mengimbangi hal tersebut.

Selain itu, pertumbuhan PDB yang lebih tinggi akan mendorong permintaan impor, sedangkan permintaan eksternal terhadap komoditas ekspor Indonesia akan terhambat oleh perlambatan ekonomi Tiongkok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya