Bappenas: Rupiah Anjlok, Pemerintah Harus Jaga Kepercayaan

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro menegaskan anjloknya rupiah yang sempat menembus Rp13.800 dikarenakan rencana bank sentral Amerika Serikat, The FED untuk menaikkan suku bunga. 

Kebutuhan Green Job 2030 Diproyeksikan Capai 4,4 Juta, Prakerja Siapkan Pelatihan Green Skills

Menurutnya, The FED memang telah lama berencana untuk menaikkan suku bunga usai berlangsungnya pemilihan presiden AS. 

"Karena mereka memang mau naikin (suku bunga) setelah pemilihan presiden," kata Bambang usai rakor di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat 11 November 2016. 

Rupiah Loyo Dibayangi Penurunan Surplus Neraca Dagang RI

Namun, Bambang mengatakan bahwa melemahnya rupiah ini hanya bersifat sementara. Untuk itu, pemerintah harus terus menjaga kepercayaan dan menjaga kondisi fundamental perekonomian.

"Yang penting jaga fundamental jaga kepercayaan. Pasti kan ini hanya temporer," kata dia. 

Rupiah Melemah Pagi Ini, Data Inflasi Konsumen AS Jadi Sorotan

Seperti diketahui, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS akhir pekan ini anjlok hingga di level Rp13.800 per dolar AS. Hal tersebut disinyalir lantaran sentimen negatif terhadap pemilihan Presiden AS dua hari lalu.
 

Ilustrasi rupiah dan dolar AS.

Rupiah Ambruk Pagi ini ke Rp 15.841 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Rabu, 27 Maret 2024, sebesar 48 poin atau 0,31 persen ke Rp 15.841 per dolar AS

img_title
VIVA.co.id
27 Maret 2024