Rupiah Diprediksi Terus Bergejolak Hingga Februari 2017

Kantor Pusat Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Bank Indonesia (BI) optimistis kondisi pasar keuangan, khususnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, akan berangsur membaik. Namun situasi itu menunggu adanya kepastian kebijakan yang akan diterapkan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, yang akan dilantik Januari 2017.

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Melemah Rp14.309 per Dolar AS

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, mengungkapkan terpilihnya Trump menjadi orang nomor satu di AS di luar ekspektasi pelaku pasar dan ini berdampak terhadap nilai tukar rupiah.

"Pasar keuangan shock dan menarik dananya di emerging market karena pemenangnya di luar ekspektasi tapi ini hanya sementara. Mereka (pelaku pasar) menunggu program pemerintah AS, dimana pada Februari 2017 sudah ada kejelasan apakah sesuai kampanyenya atau tidak," tutur Juda di Jakarta, Selasa 15 November 2016.

Rusia-Ukraina Tak Temui Kesepakatan, Rupiah Melemah Lagi Hari Ini

Terjadinya gejolak di pasar keuangan, Juda menjelaskan, bukan hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga terjadi di negara berkembang lainnya seperti India dan Brazil. Namun, secara umum Indonesia tidak terlalu rentan terhadap gejolak ekonomi global dibandingkan negara tetangga Malaysia.

"Secara fundamental, eksposur kita ke Amerika Serikat tidak terlalu besar, karena kita mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari domestik. Jadi Indonesia bisa dinilai masih safe haven untuk negara emerging market," tuturnya.

Ukraina Tak Lagi Ngotot Masuk NATO, Rupiah Hari Ini Menguat

Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia, rupiah mengalami penguatan hari ini yang dibanderol Rp13.338 per dolar AS dibanding perdagangan kemarin di level Rp13.358 per dolar.

(ren)

Ilustrasi dolar AS

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Angka utang luar negeri tersebut turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$415,3 miliar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022