Penyebab Perbaikan Ekonomi 2016 Meleset

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Gedung KPK
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA.co.id – Bank Indonesia mengungkapkan bahwa ada pelemahan beberapa bagian yang menyebabkan perbaikan ekonomi yang diperkirakan terjadi pada tahun ini meleset. Hingga akhir 2016, diperkirakan ekonomi global hanya tumbuh tiga persen, lebih rendah dari 2015, yang sebesar 3,2 persen.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Faktor tersebut, menurut Gubernur Bank Indoensia Agus D.W. Martowardojo, tidak terlepas dari situasi ekonomi negara-negata maju. Di antaranya, Amerika Serikat, yang diharapkan jadi penggerak ekonomi global masih belum pulih pelemahan ekonomi. Justru berada pada ketidakpastian pascaberlangsungnya pemilihan Presiden AS.

"Pemulihan di Eropa masih terhambat, yang diwarnai ketidakpastian Brexit (Britania Exit, atau Inggris keluar dari Uni Eropa). Kemudian, ekonomi Jepang juga belum kuat," kata Agus dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016 di Jakarta Convention Centre pada Selasa malam, 22 November 2016.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Namun, perekonomian Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sedikit lebih baik, yaitu mencapai 6,6 persen di tengah upaya konsolidasi penyesuaian sumber ekonomi.

Pada acara yang bertema "Mengoptimalkan Potensi, Memperkuat Resiliensi", ia menyebutkan pelemahan ekonomi beberapa negara maju tersebut menimbulkan harga komoditas dunia rendah.

BI Terbitkan Aturan Ketentuan Intensif untuk Perbankan

"Ketidakpastian juga menerpa pasar keuangan dunia terutama terkait antisipasi kenaikan The Fed, dan isu geopolitik Timur Tengah dan AS," ujarnya.

Alhasil dampaknya, aliran modal ke negara berkembang menurun dan volatilitas meningkat. "Berbagai dinamika tadi, memperkuat indikasi adanya permasalahan struktural pada perekonomian global," ucapnya. (asp)

Ilustrasi dolar AS

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Angka utang luar negeri tersebut turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$415,3 miliar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022