- FOTO ANTARA/R. Rekotomo
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo mengajak seluruh anggota asosiasi perusahaan Real Estat Indonesia untuk fokus menjalankan program pembangunan rumah bagi rakyat. Tujuannya, agar semua rakyat Indonesia memiliki tempat tinggal yang layak.
Ajakan Jokowi itu untuk menyikapi fakta, bahwa backlog atau kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah yang dibutuhkan rakyat Indonesia masih tinggi, kurang lebih ada 11 juta rumah.
Angka tersebut menurutnya terbilang besar, dibandingkan dengan 2015 lalu, hanya 690 ribu rumah.
"Ini terus harus kita kejar agar backlog 11 juta itu nantinya betul-betul bisa kita segera tutup. Modal ekonomi kita sudah cukup kuat untuk mengembangkan sektor properti," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) REI ke-XV di hotel Fairmont, Jakarta, Selasa 29 November 2016.
Anggota REI pun diingatkan agar tak perlu ikut-ikutan terpengaruh arus politik di dalam negeri.
"Akhir-akhir ini kalau saya bertemu dengan pihak swasta dengan dunia usaha pasti yang dipertanyakan kepada saya bukan soal ekonomi tapi malah soal politik. Kalau soal politik, jangan tanya ke saya," ujar Jokowi.
Meski memang diakuinya, akhir-akhir ini, memang tensi politik dalam negeri sedang naik, tapi menurut Jokowi itu masih wajar, karena terjadi setiap kali mendekati gelaran pesta demokrasi atau Pilkada.
"Tapi bukan apa-apa, saya kira wajar, ini setiap saat menjelang Pilkada selalu seperti ini bukan hanya saat ini saja. Tapi memang sekarang ini agak istimewa, terutama Pilgub di Jakarta," ujarnya.
Presiden juga mengimbau anggota REI tak mudah percaya akan isu-isu tertentu yang marak beredar di media sosial. Sebab, kebenarannya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan.
"Gosip, rumor sekarang ini sudah banyak beredar di media sosial, tapi itu jangan langsung dipercaya. Banyak rumor, banyak gosip yang banyak tidak benarnya," tutur Jokowi.