Komoditas Pangan Bergejolak, November Inflasi 0,47%

Paparan dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G. Asmara

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik melaporkan Indeks Harga Konsumen pada November 2016, mencatatkan inflasi sebesar 0,47 persen. Dengan posisi tersebut, inflasi pada tahun kalender mencapai 2,59 persen, dan inflasi secara year on year, atau tahunan berada di kisaran 3,58 persen.

5 Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024

"Saya kira, ini masih dalam interval dari target Bank Indonesia dan pemerintah," jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis 1 Desember 2016.

Berdasarkan catatan otoritas statistik, dari 82 kota Indeks Harga Konsumen, 78 kota mengalami inflasi, empat kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi berada di kota Manado, dengan persentase 2,86 persen. Sedangkan inflasi terendah, terjadi di Singkawang dengan persentase 0,05 persen.

Urgensi Sensus Pertanian di Era Kebijakan Berbasis Data

"Ini gara-gara tomat, sayur, dan cabai yang mahal sekali," katanya.

Sedangkan empat kota yang mengalami deflasi, di antaranya Kendari, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Jayapura. Deflasi tertinggi terjadi di wilayah Bau-Bau, dengan persentase sebesar minus 1,54 persen. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya deflasi.

Memotret Sensus Pertanian 2023, Menjaga Ketanganan Pangan di Masa Depan

"Ini semua terjadi di wilayah Timur. Mereka penggemar ikan. Harga ikan lagi murah, konsumsi mereka tinggi," ujarnya.

Sasmito mengatakan, meskipun inflasi pada November lebih tinggi dibandingkan bulan lalu, namun secara year on year jika dibandingkan tahun lalu, laju inflasi jauh relatif lebih rendah. Perkembangan ini pun akan diperhatikan hingga akhir tahun 2016.

"Biasanya lebaran ada yang namanya periode inflasi tinggi. Ini harus diwaspadai," kata Sasmito. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya