- www.britannica.com
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia akan keluar dari keanggotaan di organisasi negara-negara pengeskpor minyak, atau Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC.
Presiden memastikan itu, saat menghadiri pembukaan rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 1 Desember 2016.
"Dulu, kita pernah menjadi anggota OPEC dan tidak menjadi anggota OPEC. Kemudian, kita masuk lagi, karena kita ingin informasi naik turunnya harga, kemudian kondisi stok di setiap negara," jelas Presiden Jokowi.
Pertimbangan Indonesia saat ini keluar dari keanggotaan OPEC, menurut Jokowi, juga tidak terlepas dari persoalan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini.
"Tetapi, karena untuk perbaikan APBN. Ya, kalau memang kita harus keluar lagi, juga tidak ada masalah," lanjut Presiden.
Keluarnya Indonesia dari keanggotaan OPEC, bukan hal baru. Itu pernah terjadi pada 2008, Indonesia memutuskan keluar dari organisasi ini.
Pada 2015, dalam sidang OPEC ke 168 yang berlangsung pada 4 Desember 2015, di Vienna Austria, secara resmi menerima pengaktifan kembali Indonesia sebagai anggota organisasi negara-negara eksportir minyak dunia. (asp)