Gandeng Taiwan, Kemenperin Lakukan Ini

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Kawasan Industri Kendal.
Sumber :
  • dok. Kemenperin

VIVA.co.id – Kementerian Perindustrian menggandeng Taiwan, untuk meningkatkan pertumbuhan industri nasional dalam program-program unggulan yang berbasis pada peningkatan nilai tambah. Kerja sama dengan Taiwan, memberikan dukungan pengembangan potensi alat dan mesin manufaktur dalam negeri.

Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik

“Melalui kerja sama bilateral, kami (pemerintah) ingin melihat industri manufaktur Indonesia ke depannya dapat menghasilkan produk-produk yang bernilai tambah tinggi, dengan menggunakan teknologi mesin dan perlengkapan yang canggih, sehingga mampu berdaya saing di pasar domestik dan global,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya pada Kamis 1 Desember 2016.

Selain dapat berdampak pada peningkatan produktivitas industri manufaktur dalam negeri, Airlangga berharap, melalui peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-Taiwan, akan mendorong naiknya volume perdagangan kedua negara. 

Tren Investasi sektor Industri Terus Naik, Sinergi Kebijakan Instansi Pemerintah Jadi Sorotan

Pada 2015, mencapai US$8,9 miliar yang mencakup ekspor sekitar US$3,03 miliar dan impor sebesar US$5,9 miliar. 

“Kami siap memfasilitasi para investor Taiwan, yang akan berinvestasi dan mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Terlebih lagi, telah terlaksananya deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang memudahkan untuk berusaha,” tuturnya.

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia selalu terbuka dan memperhatikan minat dan perhatian pihak mana pun yang serius berminat investasi di Indonesia. Karenanya, pihaknya mendukung realisasi investasi Taiwan, terutama di industri manufaktur.

Sementara itu, Taiwan merupakan salah satu pemasok utama untuk penyedia mesin manufaktur bagi pasar Indonesia selama lima tahun terakhir. Nilai impor mesin manufaktur dari Taiwan, mencapai US$79,68 juta pada 2015.

Wakil Presiden Eksekutif Taiwan External Trade Development Council (TAITRA), Simon Wang mengatakan, pada periode Januari-Desember 2015, total penyerapan mesin bubut dari Taiwan di Indonesia sebesar US$11,44 juta. Sedangkan mesin pokok, kontribusi produk Taiwan mencapai US$9,97 juta

"Mesin-mesin yang dihasilkan Taiwan, seperti mesin bubut dan mesin pokok memiliki kualitas yang setara dengan produk Jepang, namun harganya 15 persen lebih murah,” kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya