Indonesia Direkomendasikan Jadi Peninjau OPEC

Markas Besar OPEC.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia telah mengambil keputusan untuk membekukan sementara keanggotaan di Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak atau OPEC. Keputusan ini diambil karena Indonesia tidak sepakat memangkas produksi minyak lantaran Indonesia masih menjadi negara pengimpor minyak.

Harga Minyak Tergelincir Usai Stok Melimpah dan Dolar AS Menguat

Anggota Komisi VII DPR RI, Satya Widya Yudha, sepertinya tidak menyetujui keputusan pemerintah tersebut. Dia mengusulkan status Indonesia di OPEC tetap dipertahankan sebagai observer alias peninjau, agar hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota OPEC tetap baik.

"Rekomendasi saya, untuk tetap sebagai anggota OPEC dengan status peninjau, sehingga keinginan untuk tetap berhubungan dengan negara-negara produsen (minyak) tetap terjaga," kata Satya kepada VIVA.co.id, di Jakarta, Jumat 2 Desember 2016.

Rupiah Menguat Hari Ini Dipicu Anjloknya Harga Minyak Dunia

Diutarakannya dengan status sebagai peninjau, Indonesia tidak akan dikenakan kebijakan pemangkasan produksi sebagaimana yang telah ditetapkan di sidang OPEC.

"Sebagai peninjau Indonesia tidak akan terkena kebijakan penurunan atau penaikan tingkat produksi sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara anggota penuh," ujar dia.

Harga Minyak Jatuh Dipicu Harapan Kemajuan Negosiasi Rusia-Ukraina

Seperti diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan memutuskan membekukan keanggotaan Indonesia di OPEC, menyusul keputusan sidang untuk memotong produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari, di luar kondensat. Sidang OPEC meminta Indonesia untuk memotong sekitar lima persen dari produksinya, atau sekitar 37 ribu barel per hari.

Padahal, pemotongan yang bisa diterima Indonesia adalah sebesar lima ribu barel per hari. Jonan menilai, pemotongan kapasitas produksi ini tidak menguntungkan bagi Indonesia.

Pengeboran Minyak Lepas Pantai Pertamina.

Ketidakpastian Ekonomi Tinggi, Harga Minyak Dunia Bervariasi dan di Bawah US$80 Per Barel

Harga minyak mentah jenis Brent berjangka naik 17 sen atau 0,2 persen, menjadi ke level US$79,52 per barel, sedangkan harga WTI turun 3 sen menjadi US$74,22 per barelnya.

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2022