- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, berdampak positif bagi para pengusaha eksportir Indonesia. Pendapatan eksportir menjadi lebih besar, karena nilai dolar AS menjadi lebih banyak dalam rupiah.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menyebut, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang berada di kisaran di Rp13.400 - Rp13.500 per dolar AS, menjadi angin segar bagi para eksportir.
"Pada posisi ini, eksportir senang dan menikmati," ujar Enggar, saat ditemui di Hotel Fairmount, Jakarta, Selasa 6 Desember 2016
Penguatan dolar negeri Paman Sam, tentu akan memberikan pengaruh terhadap harga barang ekspor. Barang ekspor Indonesia semakin terjangkau di luar negeri, sehingga mendongkrak penjualan.
Enggar menyatakan, penyesuaian kurs mata uang tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga negara-negara lain. Mata uang Garuda meskipun melemah, pelemahannya relatif stabil dibandingkan negara-negara lain.
"Jadi, jangan diartikan, bahwa kita dengan dolar melemah tajam," ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, posisi rupiah pada hari ini Rp13.405 per dolar AS, menguat tipis Rp111 dari posisi kemarin, Senin 5 Desember 2016 sebesar Rp13.516 per dolar AS. (asp)