Atasi Defisit Listrik di Riau, PLN Siapkan PLTU Tenayan

Pekerja memasang kawat baja sebelum pengujian tower transmisi listrik milik PLN. Foto ilustrasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saptono

VIVA.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tenayan (2 x 110 Megawatt) di Pekanbaru, Riau pada Minggu 18 Desember 2016 didampingi oleh gubernur Riau, direktur jenderal Ketenagalistrikan beserta direksi PT Perusahaan Listrik Negara.

PLN Siapkan 624 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik saat Nataru

Progres pembangunan PLTU tersebut sudah mencapai 95 persen per November 2016. Menurut Jonan, dengan beroperasinya PLTU Tenayan ini, maka sistem kelistrikan Riau akan semakin kuat dalam melayani kebutuhan listrik yang terus meningkat yaitu rata-rata sembilan persen per tahun.

“Apabila PLTU Tenayan beroperasi, maka akan ada tambahan 220 MW. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi pasokan listrik di Riau,” kata Jonan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin 19 Desember 2016.

Jaga Pasokan Listrik, PLN Indonesia Power Rehabilitasi DAS Serayu dan Optimalisasi Waduk

PLTU Tenayan unit satu ditargetkan sudah dapat beroperasi secara komersial (COD) pada Januari 2017, sehingga diharapkan dapat memberikan tambahan pasokan listrik pada sistem Sumatera Bagian Utara, khususnya daerah Riau. Sementara itu, untuk PLTU unit dua ditargetkan dapat menyusul segera COD pada Maret 2017.

Jonan mengungkapkan, ketersediaan dan keberlangsungan bahan baku harus menjadi perhatian utama. "Permintaan saya agar pasokan batu bara untuk PLTU ini terjamin, tidak akan terhenti, juga dicarikan alat agar konsumsi energi dari 900 gr/KWH menjadi 500 gr/kwh, sehingga lebih efisien, agar tarif listriknya lebih baik," kata Jonan.

PLN Pastikan Pasokan Listrik untuk Warga dan Pengungsi Aman Pascaerupsi Semeru

Saat ini, Provinsi Riau masih mengalami defisit pasokan tenaga listrik dan ditambah dengan peningkatan konsumsi, di mana beban puncak yang mencapai 225,08 MW. Sementara itu, pembangkit listrik hanya mampu memasok 190,8 MW, sehingga terjadi defisit.

PLN kemudian menyiasati hal ini dengan mengambil pasokan sebesar 32,2 MW dari Sub Sistem Sumatera Bagian Utara.

Untuk mengatasi defisit listrik ini, pemerintah juga mendorong para produsen Crude Palm Oil (CPO) memiliki pembangkit mandiri, sehingga tidak sepenuhnya bergantung terhadap pasokan listrik PLN, khususnya di wilayah Riau dan sekitarnya. 

Salah satunya, menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirenti yang berkapasitas dua kali 100 MW. PLTU yang berada di mulut tambang PT Bukit Asam Tbk itu dapat dimaksimalkan penggunaannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya