Ekonomi RI Makin Baik, Lalu Kapan Peringkat S&P Naik?

Standard & Poor's
Sumber :
  • CNBC.com

VIVA.co.id – Lembaga pemeringkat Internasional FItch Rating meningkatkan Outlook Srovereign Credit Rating dari posisi stable, menjadi positif. Keputusan ini sekaligus mengafirmasi rating Indonesia menjadi Investment Grade atau BBB-.

Jokowi Bertemu Tim Cook Hari Ini, Menperin: Ada Kebijakan yang Kita Keluarkan untuk Apple

Selain Fitch, Moody’s Investors Service pun pada awal tahun telah mengukuhkan peringkat Indonesia menjadi level layak investasi. Meski begitu, hanya Standard and Poor’s (S&P) yang masih mempertahankan peringkat RI di level BB+/positive outlook.

Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede saat berbincang dengan VIVA.co.id pun mempertanyakan penilaian S&P terhadap perekonomian Indonesia. Apalagi, kedua lembaga pemeringkat internasional lain menetapkan level layak investasi.

HGBT Industri Genjot Penerimaan Negara hingga Investasi, Begini Penjelasanya

“Fitch dan Moodys menjadi trigger. Sekarang, question mark-nya apakah S&P kredibel menentukan rating,” kata Josua, Kamis 22 Desember 2016.

Josua memandang, melihat kondisi perekonomian domestik saat ini, level layak investasi dari S&P memang hanya tinggal menunggu waktu. Apalagi, langkah antisipatif pun telah dilakukan oleh para petinggi negara dalam mencermati ekonomi global.

Inklusi Asuransi RI Masih Tumbuh Rendah, MSIG Life Gandeng Bank Sinarmas Bidik Usia Produktif

Misalnya, seperti target pertumbuhan ekonomi tahun depan yang lebih realistis, di angka 5,1 persen. Di samping itu, transmisi kebijakan moneter Bank Indonesia melalui jalur suku bunga pun diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga 2017 mendatang.

“Tetapi ada risiko yang harus dicermati, yaitu risiko kredit di pasar perbankan yang agak meningkat di awal tahun,” ujarnya.

Dorong Penguatan Rupiah

Terkait dengan keputusan Fitch yang mengukuhkan peringkat layak investasi di Indonesia, Josua menilai, hal itu mampu menjadi sentimen positif bagi pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ke depan.

Menurutnya, membaiknya persepsi dunia terhadap perekonomian Indonesia, memberikan dorongan lebih terhadap arus modal yang masuk ke pasar keuangan domestik. Ujung-ujungnya, tentu akan membuat mata uang Garuda kembali perkasa.

“Ini akan berdampak langsung bagi obligasi kita. Outlook stable ke positive akan menjadi sentimen positif bagi menguatnya rupiah. Kita bisa lihat, rupiah kembali menguat hari ini,” ujarnya.

(mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya