Kredit 'Nganggur' Mandiri bagi Infrastruktur Capai 20 Persen

Bank Mandiri.
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVA.co.id – PT Bank Mandiri Tbk menyatakan, kredit ‘nganggur’ atau undisbursed loan yang belum disalurkan untuk proyek infrastruktur masih tersisa sekitar 20 persen, dari total komitmen yang telah disepakati perseroan dengan debitur.

Tembus Rp 39,1 Triliun, Laba Bersih Bank Mandiri Kuartal III-2023 Melesat 27,4%

Senior Executive Vice President Bank Mandiri, Alexandra Askandra, saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, mengungkapkan, lambatnya progres pembangunan infrastruktur menjadi salah satu penyebab tingginya kredit ‘nganggur’.

“Memang masih relatif besar. Kami ingin buru-buru terealisasi,” ujar Alexandra, Selasa 27 Desember 2016.

BI Klaim Fundamental Ekonomi Nasional Terjaga Meski Situasi Global Tak Menentu

Alexandra menjelaskan, kredit menganggur tertinggi adalah kredit untuk proyek jalan tol. Sebab, fasilitas pembiayaan untuk jalan tol termasuk kredit yang memiliki nilai cukup besar.

Perseroan, lanjut dia, menginginkan agar fasilitas yang sudah diberikan tersebut dapat dicairkan secepat-cepatnya. Namun sayangnya, perseroan pun tidak bisa memaksa kesiapan peminjam dan proyek yang akan dibiayai.

Pertumbuhan Kredit Perbankan Turun, Gubernur BI: Ada yang Harus Kami Cek

Alexandra menegaskan, meskipun ada kendala dalam pencairan kredit, perseroan meyakini pertumbuhan kredit infrastruktur pada tahun depan mampu meningkat signifikan, yakni tumbuh dua digit.

“Tahun depan pada kuartal pertama pasti ada rencana (penyaluran kredit) lagi. Untuk infrastruktur, masih butuh pinjaman, juga proyek jalan tol dan sebagainya,” katanya.

Hingga Oktober 2016, komitmen pembiayaan perseroan kepada sektor infrastruktur mencapai Rp96,9 triliun. Angka ini meningkat 53 persen secara year on year. Dari nilai tersebut, komitmen pembiayaan terbesar diberikan kepada sektor transportasi.

Total komitmennya mencapai Rp37,1 triliun dan proyek pembangkit listrik sebesar Rp32,1 triliun. Adapun komitmen pembiayaan perseroan terhadap sektor kereta api hingga 31 Desember 2016 telah mencapai Rp2,8 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya