RI Putus Kemitraan dengan JPMorgan, Ini Kata Bos BI

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo (tengah).
Sumber :
  • Chandra GA/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati resmi memutuskan kerja sama dengan salah satu institusi perbankan asal negeri Paman Sam, JPMorgan Chase Bank sejak 1 Januari 2017. Hal itu, lantaran riset perusahaan itu yang dinilai dapat memicu gejolak ekonomi Indonesia. 

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Menanggapi hal tersebut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, perlu adanya penunjukan bank persepsi lain untuk menggantikan JPMorgan. Karena, perusahaan itu selama ini menjadi pemerintah dalam melakukan transaksi internasional.

"Pembayaran pajak yang seharusnya melalui JPMorgan, harus dialihkan ke bank persepsi lain," ujarnya, saat di temui di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, 3 Januari 2017.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Agus menegaskan, opsi untuk pengganti JPMorgan cukup banyak. Hingga saat ini,  tercatat terdapat 70 bank yang berfungsi sebagai bank persepsi. 

Sebagai Informasi, pada 13 November lalu, JPMorgan membuat riset mengenai kondisi pasar keuangan di Indonesia pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Dalam risetnya JPMorgan menyebutkan imbal hasil surat utang global tenor 10 tahun naik dari 1,85 persen menjadi 2,15 persen, setelah terpilihnya Trump.

BI Terbitkan Aturan Ketentuan Intensif untuk Perbankan

Kenaikan tingkat imbal hasil dan gejolak pasar obligasi ini mendongkrak risiko premium di pasar negara-negara yang pasarnya berkembang (emerging market). Hal ini memicu kenaikan Credit Default Swaps (CDS) Brasil dan Indonesia, sehingga berpotensi mendorong arus dana keluar dari negara-negara tersebut.

Bersandarkan kepada riset tersebut, JPMorgan merekomendasikan pengaturan ulang alokasi portofolio para investor. Sebab, JP Morgan memangkas dua level rekomendasi Indonesia dari “overweight” menjadi “underweight”. (asp)

Ilustrasi dolar AS

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Angka utang luar negeri tersebut turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$415,3 miliar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022