Produksi Rokok Turun, Penerimaan Bea Cukai Merosot

Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal

VIVA.co.id – Realisasi sementara pendapatan negara melalui penerimaan kepabeanan dan cukai sepanjang tahun 2016 mencapai Rp178,7 triliun. Capaian ini hanya 97,2 persen dari target yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan sebesar Rp181 triliun.

Marak Ekspor Benih Lobster, Kemenkeu Pastikan Permenkeu Masih Digodok

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir tahun tercatat menurun sebesar 0,5 persen, apabila dibandingkan realisasi pada tahun 2015 yang mencapai Rp179,6 triliun.

“Tetapi secara persentase, mengalami kenaikan dari pencapaian tahun sebelumnya yang mencapai 92,1 persen dari APBNP 2015,” ungkap Ani, sapaan akrab Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu 3 Januari 2017.

Perluasan Objek Kena Cukai Bisa Dorong Penerimaan Negara

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi, menjelaskan secara rinci penyebab menurunnya penerimaan bea dan cukai tahun lalu. Salah satunya, dari turunnya produksi rokok.

“Produksi rokok menurun. Tahun 2015 mencapai 348 miliar batang, menjadi 342 batang atau minus 1,67 persen,” katanya.

Penerimaan Cukai Lampaui Target 2019, Rokok dan Miras Paling Besar

Sepanjang tahun lalu, otoritas bea dan cukai memang gencar memerangi peredaran rokok ilegal. Berdasarkan data, penindakan yang dilakukan DJBC selama tahun lalu mencapai 2.259 penindakan, dari yang tahun lalu hanya 1.474 penindakan.

“Penurunan konsumsi rokok juga dipengaruhi oleh pembatasan uang rokok dari Kementerian Kesehatan,” ujarnya.

Industri rokok.

Diskon Rokok Bisa Kikis Penerimaan Negara dan Ganggu Persaingan Usaha

Pelaku pasar golongan besar bisa mengganggu golongan kecil.

img_title
VIVA.co.id
18 Juni 2020