Lima Risiko Ini Jadi Perhatian Dunia Sepanjang 2017

Ilustrasi dari kondisi ekonomi global 2017.
Sumber :
  • reuters

VIVA.co.id – Forum Ekonomi Global atau World Economic Forum 2017 kembali meluncurkan laporan terbarunya terkait dengan lima risiko terbesar dunia dalam melakukan bisnis tahun ini. Laporan ini di luar dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit, dan terorisme.

Waspadai Dampak Ekonomi Politik atas Serangan Iran ke Israel

Dilansir dari laman Business Insider, pada Kamis 12 Januari 2017, laporan WEF mencatat ada lima tema yang dapat menimbulkan risiko terbesar dalam berbisnis di setiap negara di dunia.

"Tahun ini ada lima tantangan utama di dunia yang sedang dihadapi, dua yang pertama terkait ekonomi, di mana pada kenyataannya kenaikan pendapatan dan kekayaan masyarakat ciptakan disparitas atau kesenjangan cukup tinggi. Sehingga ini penting diselesaikan untuk hadapi kondisi global 10 tahun ke depan," jelas laporan WEF.  

7 Negara Ekonomi Terbesar di Dunia Tahun 2050, Peringkat Indonesia Gak Main-main!

WEF juga menyatakan, risiko munculnya pengangguran dan setengah pengangguran sekarang ini banyak disebabkan oleh lahirnya perubahan teknologi, terlebih kondisi ini diperburuk politik anti kemapanan yang cenderung menyalahkan globalisasi yang pada akhirnya kurangi prospek pekerjaan di dalam negeri.

Sementara, lanjut WEF, lahirnya inovasi secara historis dalam menciptakan jenis pekerjaan baru telah menghancurkan jenis pekerjaan lama dan proses ini membuat tenaga kerja semakin melambat. Kondisi ini tentu menciptakan tantangan sosial sehingga perlu kebijakan yang tepat tanpa mengganggu perubahan teknologi.

BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China

WEF memperkirakan bahwa 7,1 juta pekerjaan bisa hilang melalui redundansi, otomatisasi, atau disintermediasi, sedangkan lapangan kerja baru dapat tercipta sebanyak 2,1 juta dari pekerjaan seperti komputasi, matematika, arsitektur, dan teknik.

Intinya, lima tema yang disebut mampu menimbulkan resiko seperti,

1. Pengangguran atau setengah pengangguran.

2. Harga Energi meningkat.

3. Krisis fiskal.

4. Kegagalan pemerintahan nasional.

5. Ketidakstabilan sosial yang mendalam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya