Penyebab Pegang Uang Tunai Bikin Anda Tambah Boros

Polisi menunjukkan sejumlah uang dari kasus penipuan.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Beberapa orang biasanya akan merasa keren ketika menyimpan setumpuk uang di dompet. Apalagi bila uangnya lebih banyak berwarna merah atau pecahan Rp100 ribu! Dompet tebal berisi banyak duit mungkin menjadi salah satu indikasi Anda tengah kaya atau habis gajian. 

Aset yang Disita dari Skandal Korupsi Timah Harvey Moeis Cs Belum Sampai Rp 300 M

Tapi, tahukah Anda menyimpan uang tunai di dompet terlalu banyak justru berbahaya bagi kesehatan keuangan? Memegang uang tunai berisiko membuat Anda lebih boros! Ini dia sejumlah penyebabnya:

1. Mudah tergoda jajan yang kurang penting

Buka Layanan Tukar Uang Lebaran di Istora, BI Sebut Kuota Sudah Penuh 

Membawa uang tunai terlalu banyak di dompet, membuat Anda lebih mudah tergoda untuk jajan barang-barang yang kurang penting. Misalnya, melintas di depan minimarket atau penjual jajanan di pinggir jalan. Camilan-camilan itu terlihat menggoda. Harganya pun tidak mahal. Ada uang di tangan memudahkan Anda bertransaksi dengan ringan. 

Kebiasaan seperti ini berisiko. Anda bisa kesulitan melacak kemana saja uang sudah dihabiskan. Diet juga terancam gagal!

BI Sudah Gelontorkan Rp 75 Triliun Uang Tunai Buat Lebaran 2024

2. Mudah tercecer 

Membawa uang tunai dalam jumlah banyak di dompet juga seringkali menjebak orang dalam situasi “duit nyelip.” Sehabis bertransaksi di sebuah toko, uang kembalian seringkali susah tersimpan rapi. Belum lagi uang pecahan logam. 

Bila yang terselip uang pecahan kecil, mungkin bukan masalah. Tapi bila yang terselip adalah uang pecahan besar, bisa-bisa Anda merugi.

3. Jebakan uang kembalian

Anda pasti sudah akrab dengan trik marketing perusahaan ritel yang memasang harga barang mereka dengan angka yang mustahil ada kembalian. Harga Rp 19.958, atau Rp 29.990, dan lain sebagainya. 

Ketika membeli  barang-barang dengan harga seperti itu memakai uang tunai, alhasil Anda sering harus ikhlas tidak menerima uang kembalian. Anda cukup beruntung bila uang kembalian Anda diganti dengan permen, misalnya.

Berbeda jika Anda memakai uang non tunai, hal-hal seperti ini sulit terjadi. Dengan cara non tunai, Anda hanya perlu membayar sejumlah harga yang tertera tanpa terjebak situasi uang kembalian.

4. Risiko menerima uang palsu

Walau kasusnya terus menurun, keberadaan uang palsu belum bisa sama sekali dihilangkan. Bertransaksi dengan uang tunai membuka peluang lebih besar bagi Anda menerima uang palsu! Ini jelas merugikan sekali. 

Belum lagi bila uang palsu yang tidak sengaja Anda terima dari transaksi, Anda transaksikan lagi ke orang lain. Bisa-bisa Anda terkena masalah hukum. 

5. Menggoda copet

Membawa dompet berisi uang tunai banyak membuat tampilan dompet Anda ikut mekar. Bila Anda sering berada di tengah keramaian, misalnya memakai transportasi publik, hal itu membuka risiko besar yaitu kecopetan.

Memang, menyimpan uang di bank atau uang elektronik juga tidak menutup risiko pencurian. Tetapi, Anda masih bisa mengantisipasinya dengan kata sandi bahkan meminta pemblokiran dari pihak bank  bila sampai hilang. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya