Ini Cara Ajukan Pinjaman Bank untuk Biaya Nikah

Ilustrasi pernikahan.
Sumber :
  • Pixabay/unsplash

VIVA.co.id – Untuk melangsungkan pesta pernikahan di Indonesia, tergolong tidak murah. Sebuah resepsi sederhana di kota-kota besar misalnya, dibutuhkan setidaknya Rp50 juta. Meski ada banyak alternatif untuk menyelenggarakan resepsi sederhana, seringkali pasangan tak mampu menghindari keinginan orangtua yang menghendaki resepsi besar. 

Tips Dapatkan Acara Pernikahan Impian dengan Budget Terbatas

Seperti di kutip dari laman CekAja.com, Kamis 26 Januari 2017, sebuah masalah sering datang pada pasangan ketika uang yang dimiliki jauh dari target. Kalau sudah begini, meminjam uang pun jadi solusi.

Tetapi, bijakkah mengajukan Kredit Tanpa Agunan (KTA) untuk biaya nikah? Apa saja yang harus diperhatikan sebelum mengajukan kredit? 

Resepsi Pernikahan, Siapa yang Harus Menanggung Biaya Lebih Besar?

1. Pastikan Anda memang sangat butuh

Pertama, tanyakan pada diri sendiri apakah Anda sangat butuh uang tambahan untuk biaya pernikahan. Sebenarnya, pernikahan bisa tetap berlangsung dengan dana yang Anda punya dengan mengurangi sejumlah pengeluaran. Contohnya mengurangi jumlah undangan, atau memilih gedung yang lebih murah. 

Rasanya Siraman di Presidential Suite Hotel Bintang Lima

Jika Anda masih memiliki waktu 12 bulan, atau lebih, cobalah mengejar target tabungan. Namun, apabila ternyata pernikahan berlangsung dalam jangka waktu di bawah 12 bulan, mengajukan pinjaman berupa KTA menjadi alternatif yang paling tepat. Sebab, bunga pinjaman tergolong rendah, Anda bisa memilih tenor yang sesuai kemampuan dan persyaratan yang mudah. 

2. Besarnya pinjaman yang diajukan

Jika pesta pernikahan akan berlangsung kurang dari 12 bulan lagi, mulai hitung berapa kekurangan dana yang dibutuhkan. Besar pinjaman yang dapat diambil sebaiknya tidak lebih dari 30 persen penghasilan bulanan. Misalnya jika penghasilan Anda Rp10 juta per bulan, maka cicilan KTA maksimal adalah Rp3 juta bulan. 

Rasio tersebut harus dipenuhi, agar Anda bisa membayar cicilan tanpa mengganggu pengeluaran lain. Misalnya kewajiban pembayaran cicilan lain, atau biaya kebutuhan sehari-hari. Selain itu durasi pembayaran cicilan sebaiknya tidak lebih dari 12 bulan. Alasannya, setelah menikah ada berbagai kebutuhan penting yang harus dipenuhi seperti membeli tempat tinggal, mempersiapkan dana untuk anak, tabungan dana darurat, dan lain-lain.

3. Memilih KTA yang tepat

Pertimbangan paling penting dalam memilih KTA adalah besarnya bunga. Pada umumnya, bank menampilkan suku bunga flat per tahun, atau per bulan di iklan, atau pun penawaran. Dalam melakukan perbandingan suku bunga, pastikan produk-produk KTA itu menggunakan metode perhitungan yang sama. Pertimbangkan juga biaya administrasi dan biaya apabila Anda ingin melunasi cicilan lebih cepat.

4. Disiplin menggunakan pinjaman

Setelah pengajuan KTA disetujui, pastikan dana yang didapat memang digunakan sesuai kebutuhan. Jangan lupa komunikasi dengan pasangan bahwa dana tambahan untuk biaya pernikahan kalian berasal dari dana pinjaman bank. Jika tidak ada komunikasi, akan ada selisih paham dalam membuat anggaran setelah menikah.
 
Pastinya Anda tidak ingin masalah uang menjadi percikan pada pernikahan yang baru seumur jagung. Rasio yang seimbang adalah dengan membagi anggaran biaya hidup maksimal 50 persen, cicilan KTA 30 persen, menabung dan investasi 10 persen, dan hiburan 10 persen. 

Selama masih memiliki cicilan KTA, hindari dulu penggunaan kartu kredit, atau mengambil cicilan lain karena dapat memperketat arus kas. Kalau ingin keuangan tetap sehat dan pinjaman terlunasi tepat waktu, disiplin adalah kuncinya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya