2037, Produksi Minyak RI Bakal Anjlok Jadi 100 Ribu Barel

Kepala Dirjen Migas Prof. Dr. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA.co.id – Produksi minyak dan gas nasional semakin merosot, karena itu diperlukan terobosan peningkatan sektor hulu minyak, dan gas bumi.

Dukung Peningkatan Kapasitas Nasional Lewat Industri Hulu Migas, IDSurvey Siap Beri Dampak Positif

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, IGN Wiratmaja Puja mengatakan, jumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas di Indonesia, kini kian menurun. Bahkan, ketika harga minyak naik pun tidak ada peningkatan minat investasi yang signifikan.

"Jika disebut, karena faktor harga minyak yang turun tidak juga. Misalnya saat 2012 dan 2013, harga minyak tinggi, tetapi tetap KKKS turun. Artinya, tidak tergantung harga minyak juga. Ini yang harus kita benahi," kata Wirat dalam diskusi bertajuk ‘Win Win Solution untuk Mendorong Investasi Hulu Migas’, di Aryaduta, Jakarta, Selasa 31 Januari 2017.

Sri Mulyani Targetkan Investasi Hulu Migas Rp 223,3 Triliun

Pemerintah, lanjut dia, butuh sebuah terobosan besar untuk meningkatkan investasi di sektor hulu migas. Jika tidak, produksi migas akan terus menurun hingga 100 ribu barel per hari pada 20 tahun mendatang.

"Kalau hulu migas tidak ada terobosan besar, maka 10 tahun lagi produksi minyak kita tinggal 300 ribu barel, 15 tahun lagi 200 ribu barel, dan 20 tahun lagi (2037) mungkin 100 ribu barel. Gas juga begitu," kata Wirat.

Airlangga Minta Industri Migas Maksimalkan Teknologi Hijau

Sebagai informasi, produksi minyak nasional saat ini rata-rata sekitar 800 ribu barel per hari.

Wirat berharap, proyek hulu migas terus dipercepat mulai dari Blok Masela, Blok Tangguh Train 3, hingga lapangan migas Jangkrik.

"Ini ide, bukan untuk menambah porsi negara, tetapi untuk program hulu bisa lebih efisien. Artinya, proses penemuan (ladang migas baru) bisa dipercepat. Untuk lebih efisien dan lebih efektif," katanya.

Selain itu, lanjut Wirat, pemerintah juga berupaya menyelesaikan upaya percepatan perizinan di sektor migas. Pihaknya menargetkan akan memangkas perizinan menjadi hanya enam izin saja dari total sebelumnya sebanyak 104 perizinan.

"Hulu migas hambatannya, sebenarnya perizinan ada 300 sekian totalnya dari dirjen migas saja, dulu 104 izin, sekarang kami jadikan 42. Lalu, 1-2 bulan lagi kita targetkan, hanya tinggal enam izin saja," ujarnya.

Selain itu, percepatan perizinan investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal ada sembilan perizinan migas dalam program satu pintu tiga jam. Proses izin penyimpanan,  misal bangun tangki BBM, juga akan dipercepat menjadi hanya tiga jam saja. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya