BPS: Angka Ketimpangan Orang Kaya dan Miskin RI Turun Tipis

Ilustrasi kesenjangan di kota besar.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mengumumkan tingkat ketimpangan pendapatan penduduk Indonesia atau Gini Ratio pada September 2016 tercatat sebesar 0,394. Angka ini turun tipis sebesar 0,008 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio pada September 2015 yang sebesar 0,402.

Jurang Ketimpangan Si Kaya dan Miskin Melebar Dipicu Kualitas Penciptaan Lapangan Kerja

Perlu diketahui, Gini Ratio merupakan ukuran ketimpangan pendapatan di masyarakat yang diukur berkisar antara angka 0-1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan di masyarakat yang semakin tinggi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, dari hasil itu artinya terjadi perbaikan pemerataan pendapatan di masyarakat. Namun, tingkat ketimpangan ini masih perlu menjadi fokus bagi pemerintah, karena juga sesuai dengan fokus pemerintah yaitu pemerataan.

Jurang Ketimpangan Orang Kaya dan Miskin di RI Makin Lebar

"Artinya terjadi perbaikan pemerataan pendapatan pada periode September 2015-September 2016. Tapi, Tingkat ketimpangan pada 2017 akan terus menjadi fokus, karena pemerintah juga fokus pemerataan," kata Suhariyanto di kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu 1 Februari 2017.

Adapun Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2016 tercatat sebesar 0,409 yaitu turun dibanding Gini Ratio Maret 2016 sebesar 0,410 dan Gini Ratio September 2015 sebesar 0,419. Sedangkan Gini Ratio di Perdesaan tercatat sebesar 0,316 pada September 2016 atau turun dibanding Gini Ratio Maret 2016 sebesar 0,327 dari sebelumnya pada September 2015 sebesar 0,329.?

Rasio Gini RI Turun, Ketimpangan Si Kaya dan Si Miskin Menyempit

"Ke depan tentu banyak yang harus dilakukan pemerintah supaya tingkat ketimpangan turun, karena kalau tinggi bisa menimbulkan konflik sosial," kata dia. 

Kecuk sapaan akrab Suhariyanto, menjelaskan kenaikan pendapatan perkapita untuk kelompok terbawah dan menengah cenderung lebih besar ketimbang kelompok atas pada periode September 2015 hingga September 2016.

Dari 40 persen masyarakat terbawah, kenaikan pengeluarannya sebesar 4,56 persen, 40 persen masyarakat menengah sebesar 11,69 persen, sedangkan 20 persen masyarakat teratas hanya 3,83 persen.

"Dari keseluruhan, penurunan di desa juga terjadi lebih tajam. Dari 0,327 ke 0,316 sedangkan di kota dari 0,410 ke 0,409. Pemerintah harus berupaya lebih agar tingkat ketimpangan makin lama makin turun, terutama di Kota," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya