Jokowi Sindir Indonesia Trade Promotion Centre Tak Berguna

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • Shintaloka Pradita Sicca / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Dalam pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Presiden Joko Widodo menyinggung fungsi Indonesian Trade Promotion Centre atau ITPC, yang selama ini diandalkan sebagai ajang pameran produk-produk Indonesia di mancanegara.

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

Jokowi melihat, keberadaan ITPC ternyata tidak berfungsi dengan baik – terutama dalam pengembangan pasar-pasar perdagangan baru Indonesia di luar negeri.

"ITPC gitu-gitu saja. Maaf saya ngomong apa adanya, pameran juga tidak ada pembaruan, bagaimana ITPC bisa bertransaksi? Pasar-pasar baru saya kira banyak sekali yang enggak pernah kita urus," jelas Presiden Jokowi, dalam pidato pembukaannya, Selasa 21 Februari 2017.

Kementerian Perdagangan dan Penegak Hukum Diminta Lebih Tegas Tangani Peredaran Oli Palsu

Ia mengatakan, selama ini perdagangan Indonesia selalu bergantung pada pasar-pasar tradisional di kawasan Eropa dan Amerika. Walau pasar itu besar, kata Jokowi, tapi seharusnya juga bisa melihat peluang di pasar-pasar lain seperti non tradisional di Afrika.

"Afrika pasar besar sekali. Jangan biarkan swasta menerobos sendiri. Pasti negara dulu yang hadir. Negara masuk, melihat, coba potensi pasar Afrika US$550 miliar. Nilai ekspor kita baru US$4,2 miliar dari US$550 miliar. Potensinya gede sekali, besar sekali," jelas Jokowi.

Pakaian Dalam Asal Bantul Siap Bersaing di Amerika dan Inggris

Peluang Baru

Selain Afrika, Presiden mengungkapkan pasar-pasar baru di dunia juga masih bisa dijadikan peluang bagi perdagangan Indonesia saat ini. Pasar baru tersebut juga tidak sedikit nilainya dan bisa menjadi pemasukan baru bagi negara.

"Coba lihat negara lain, Eurasia negara-negara ini enggak pernah kita lihat, kita lihat tapi serampangan, enggak serius pada mereka, potensinya US$251 miliar, ekspor kita enggak ada US$1 miliar saja enggak ada," singgung Jokowi. 

Kemudian, Pasar di Timur Tengah, menurut Jokowi juga tidak dimanfaatkan dengan baik. Peluangnya dalam hitungan Jokowi adalah US$975 miliar. Sementara Indonesia baru masuk US$5,2 miliar. Padahal, ini peluang besar yang harus dimanfaatkan, dengan mengajak sektor-sektor Usaha Kecil Menengah.

"India sama sekali kita enggak pernah serius. US$375 miliar, kita baru US$10,1 miliar. Produk lainnya? Enggak pernah diurus. Pakistan, jangan dianggap sepele, US$44 miliar baru masuk US$2 miliar. Sri Lanka US$19 miliar, kita masuk US4 0,3 miliar," jelas Jokowi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya