Pekan Ini, 44 Proyek Infrastruktur Baru Dikirim ke Presiden

Presiden Joko Widodo meninjau proyek tol Becakayu
Sumber :
  • Intan - Biro Pers Setpres

VIVA.co.id – Dalam upaya menggenjot pembangunan infrastruktur di Indonesia, pemerintah akan menambahkan 44 proyek baru senilai Rp1.098 triliun ke dalam daftar proyek strategis nasional, atau PSN.

Airlangga: 195 PSN Selesai Dibangun Sejak 2016-Februari 2024, Nilainya Rp 1.519 Triliun

Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo menjelaskan, penambahan proyek baru tersebut akan dituangkan dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 tahun 2016, tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang saat ini masih digodok pihaknya.

"Banyak kan, contohnya itu ada KKP usulkan, itu kan harus dipertimbangkan. Tetapi, Pak Menko (Perekonomian) sudah batasi waktu. Minggu ini sudah harus dilaporkan ke Presiden," kata Wahyu di sebuah hotel kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa 21 Maret 2017.

Tinjau Pembangunan Tol Padang-Sicincin, Erick Thohir Minta Hutama Karya Akselerasi

Selain itu, Wahyu mengakui, padatnya agenda Presiden masih menjadi kendala untuk menyerahkan draf ini. Padahal, penambahan 44 proyek ini mencakup sejumlah masukan baru dari sejumlah kementerian dan lembaga, dalam mendukung program-program kinerja mereka.

"Beberapa proyek yang diusulkan itu misalnya seperti cold storage, lalu pusat pertumbuhan maritim kaya perikanan. Di seluruh Indonesia itu program. Lalu, ada juga pengembangan pesawat jarak menengah. Tapi lagi kita kaji, pokoknya minggu ini selesai," ujarnya.

Diresmikan Jokowi Besok, Erick Thohir Dorong Makassar New Port jadi Hub di Indonesia Timur

Karenanya, Wahyu berharap, pembangunan ini dapat dilakukan secara tepat waktu oleh pemerintah, di samping bantuan dari Asian Development Bank (ADB) yang diharapkan juga dapat membantu percepatan pembangunan ini.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Direktur Asian Development Bank Edimon Ginting menjelaskan, pinjaman dari pihaknya hanya akan berkisar antara US$400-600 miliar, dengan co-financing yang dimungkinkan lebih besar.

Indonesia tiap tahunnya memperoleh bantuan sekitar US$2 miliar dari ADB, di tahun 2017 ini rencananya akan diterima pada April mendatang. Kucuran dana ini diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi, melalui pembangunan infrastruktur sebagai upaya strategis penyokongnya.

"Kita harus lebih optimis ya. Karena, di sini ADB itu harus lebih banyak mendorong ke private sector. Kalau di negara lain seperti India dan China, itu lebih besar dari aspek itu. Kalau mereka bisa sampai di atas US$1-2 miliar, ya kita minimal dalam jangka panjang harus bisa mengarah ke sana. Pertama sampai 2018, 2019, kita harus berupaya, agar private sector bisa jauh lebih besar," ujarnya. (asp)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya