Keberatan Bea Masuk Produk Diesel, RI Tulis Surat ke WTO

Ilustrasi Biodiesel
Sumber :
  • freewebs.com

VIVA.co.id – Kementerian Perdagangan telah melayangkan surat keberatan terkait besarnya penerapan bea masuk anti-dumping atau BMAD kepada perdagangan internasional Word Trade Organization pada produk biodiesel Indonesia ke pasar Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha, Kemendag: Mudah-mudahan Mei Selesai

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan, nilai BMAD yang ditetapkan bagi Indonesia terlalu tinggi, sehingga membebankan produsen, atau eksportir biodiesel asal Indonesia.

"Kalau ke Amerika, kita sudah menyampaikan ke WTO,” kata Enggar saat di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin 27 Maret 2017.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Sebagai informasi, nilai BMAD yang ditetapkan bagi Indonesia, yaitu 8,8 persen-23,3 persen (76,94-178,85 euro) per ton. Diduga, Komisi Eropa sebagai otoritas penyelidikan melakukan kesalahan dalam metodologi dan penghitungan normal value, serta profit margin. “Yang pasti, kita menyampaikan keberatan," tuturnya.

Pemerintah berharap, pengajuan surat keberatan kepada WTO tersebut dapat mengubah putusan penerapan BMAD terhadap ekspor biodiesel Indonesia ke AS dan Negara Uni Eropa. Sebab, penetapan angka BMAD yang cukup tinggi menyebabkan ekspor biodiesel Indonesia ke Uni Eropa mengalami kelesuan.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Sejak dikenai BMAD oleh Uni Eropa, kinerja ekspor biodiesel dari Indonesia ke Uni Eropa turun 72,34 persenm atau turun dari US$635 juta pada 2013, menjadi US$9 juta pada 2017.

"Tapi kami sampaikan dulu, saya seperti Argentina dulu. Kita sudah lakukan pernyataan keberatan, protes agar itu tidak diteruskan," kata Enggar. (asp)

Ilustrasi Ekspor-Impor

Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas menyambut baik capaian neraca perdagangan Indonesia yang surplus selama 47 bulan berturut-turut.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024