- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Otoritas Jasa Keuangan menyatakan, kondisi perbankan nasional secara umum masih dalam keadaan sehat. Kondisi tersebut, tercermin dari beberapa indikator, mulai dari likuiditas yang memadai, sampai dengan angka kredit bermasalah yang terjaga.
“Menurut pengamatan saya masih on track. Likuiditas, CAR (Capital Adequacy Ratio), dan kredit. Selama Maret, kredit tumbuh satu persen. Masih on track,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, Jakarta, Rabu 5 April 2017.
Ia optimistis, apabila tidak ada gangguan, Rencana Bisnis Bank Tahun 2017 yang ditargetkan double digit tahun ini untuk seluruh Bank Umum Kelompok Usaha bisa tercapai. Dengan catatan, seluruh indikator perbankan terjaga dengan baik.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Nelson Tampubolon, menambahkan, kondisi CAR hingga akhir Februari 2017 mencapai 23,18 persen. Bahkan, Net Interest Margin perbankan menjadi yang tertinggi dibandingkan negara-negara kawasan, yakni sebesar 5,28 persen.
“ROA (Return of Asset) dan ROE (Return of Equity) masih di atas dua persen. NPL sekarang masih tinggi, 3,16 persen. Ambang batas kami patok lima persen,” katanya.
Dana pihak ketiga, lanjut Nelson, secara year on year pun tumbuh 9,21 persen. OJK berharap, masih mengendapnya dana repatriasi program amnesti pajak di perbankan, bisa semakin menguatkan likuiditas perbankan nasional.
“Sehingga bisa menambah amunisi. Alokasi dana daerah juga akan tambah dana di sistem perbankan,” ujarnya. (one)